RRI.CO.ID (20/05/2024) | Guna pemulihan lahan kritis diwilayah kawasan hutan, KPH Perhutani Kabupaten Garut, melakukan sinergitas dengan berbagai pemangku kepentingan baik dengan Pemerintah maupun pihak swasta.

Administratur KPH.Perhutani Garut, Taopik Hidayat mengatakan, ada tiga asfek yang mendukung pemulihan lahan kritis dikawasan hutan, diantaranya asfek ekologi, ekonomi dan sosial.

“Untuk asfek ekologi bagaimana kawasan tetap terjaga, terhindar dari kerusakan hutan akibat perambahan, dari sisi ekonomi, kawasan hutan tersebut bisa memberikan mamfaat secara ekonomi kepada masyarakat sekitar hutan, sedangkan untuk asfek sosial berusaha agar tidak terjadi komplik antara maayarakat dengan institusinya,”katanya di KPH. Perhutani Garut, Minggu (19/04/2024).

Ia menyampaikan, tidak hanya sebatas komoditas tanaman kopi yang menjadi prioritas dalam pengembangan program perhutanan sosial, tetapi juga ada komoditi lain yang sama-sama jenis tanaman keras seperti buah alpukat dan cengkih tergantung kepada tingkat kecodokan dan keinginan masyarakat.

“Untuk komoditas kopi lokal seperti arabika dan robusta tentunya disesuaikan dengan tinggi rendahnya kawasan hutan, namun yang terpenting apapun jenis tanamannya bisa memberikan mamafaat dan nilai ekonomi kepada masyarakat,”jelasnya.

Ia mengatakan, apapun jenis tanamannya yang terpenting ketiga indikator ekologi, ekonomi dan sosial bisa terpenuhi.

“Ditahun 2024, bahkan dimulai dari pertengah bulan desember 2023, kami secara intensif mengembangkan multi usaha perhutanan yang bisa memberikan akses lebih luas lagi kepada masyarakat, selain itu kami juga mengembangkan lahan lahan kehutanan yang masih memerlukan penyempurnaan untuk kerapatan tanaman keras tegakan,”pungkasnya.

Sumber : rri.co.id