BONDOWOSO, PERHUTANI (05/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso memperkuat peran pendampingan kepada petani hutan dengan turut mendampingi Wakil Bupati Bondowoso, As’ad Yahya Syafi’i, dalam penyerahan bantuan sarana pengolahan kopi dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Timur kepada Kelompok Tani Kopi Sumbu Latin 10 dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Makmur. Desa Suco Lor, Kecamatan Maesan, pada (5/12)
Bantuan berupa mesin roasting kapasitas 15 kilogram, mesin grinding, dan mesin packing tersebut diberikan untuk meningkatkan nilai tambah hasil hutan bukan kayu (HHBK), khususnya melalui penguatan rantai pascapanen kopi dalam sistem agroforestry. Kegiatan dilaksanakan di kediaman Ketua Kelompok Tani Sumbu Latin 10 dan dihadiri oleh jajaran Perhutani, perangkat daerah, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Maesan, perangkat Desa Suco Lor, serta pengurus LMDH Sumber Makmur.
Langkah ini menjadi bagian dari implementasi pengelolaan hutan lestari atau Sustainable Forest Management (SFM) serta pemberdayaan masyarakat desa hutan (PMDH) yang terus diperkuat oleh Perhutani melalui pengembangan agroforestry berbasis kopi di kawasan hutan negara.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bondowoso As’ad Yahya Syafi’i menekankan pentingnya pengelolaan lahan hutan yang sesuai dengan aturan Perhutani melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) Agroforestry.
“PKS adalah instrumen yang memberikan kepastian hukum bagi petani dalam mengelola lahan hutan. Melalui PKS, petani mendapatkan akses terhadap pupuk bersubsidi, pendampingan teknis, dan dukungan lainnya,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa sistem agroforestry tidak hanya meningkatkan produktivitas ekonomi, tetapi juga menjaga tutupan vegetasi, mempertahankan fungsi ekosistem, serta membantu meningkatkan serapan karbon.
Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Misbakhul Munir, menyatakan bahwa bantuan alat pengolahan kopi ini merupakan bagian dari strategi Perhutani dalam memperkuat rantai nilai HHBK, terutama melalui peningkatan kualitas pascapanen.
“Agroforestry kopi di wilayah kerja Perhutani mengikuti asas multiusaha kehutanan, memadukan fungsi ekologis, sosial, dan ekonomi. Peningkatan kualitas pascapanen akan membantu petani memenuhi standar mutu internasional,” jelas Munir.
Ia menegaskan bahwa Perhutani terus meningkatkan pembinaan kepada LMDH agar produktivitas lahan meningkat tanpa mengurangi fungsi lindung kawasan hutan. “Kolaborasi pemerintah daerah, Perhutani, dan masyarakat desa hutan merupakan kunci keberlanjutan pengelolaan hutan,” tambahnya.
Ketua LMDH Sumber Makmur, Lisem, menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan, termasuk pendampingan Perhutani dalam pembinaan agroforestry. Menurutnya, pengolahan kopi sebelumnya masih dilakukan secara manual, sehingga bantuan mesin roasting, grinding, dan packing akan sangat membantu meningkatkan kualitas produksi.
Ia juga menjelaskan bahwa pola agroforestry di bawah tegakan hutan memberikan manfaat ekologis, seperti pengendalian erosi, peningkatan kesuburan tanah, serta pemeliharaan keanekaragaman hayati tingkat semak.
Bantuan sarana pengolahan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi Kelompok Tani Kopi Sumbu Latin 10 secara signifikan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Selain itu, kegiatan ini memperkuat komitmen Perhutani dan pemerintah daerah dalam mendorong pemanfaatan HHBK secara berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan, serta menjaga kelestarian hutan sesuai standar pengelolaan yang berlaku. (Kom-PHT/Bdw/Mam)
Editor:Lra
Copyright©2025