REPUBLIKA.CO.ID (12/10/2025) | Wisata Batu Kuda merupakan salah satu destinasi alam yang berada di Bandung, tepatnya di Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Objek wisata ini mulai dibuka untuk umum sejak tahun 1982 dan berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) yang bekerja sama dengan organisasi masyarakat setempat bernama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Kerja sama ini bertujuan menjaga kelestarian lingkungan serta memastikan keberlangsungan kegiatan pariwisata di kawasan tersebut. Di balik ramainya pengunjung yang datang ke Batu Kuda, daya tariknya tidak hanya terletak pada keindahan alam, tetapi juga pada kisah sejarah dan mitos yang melingkupinya. Cerita-cerita tersebut menambah nilai unik, membuat wisatawan penasaran untuk menelusuri asal-usul dan legenda yang melekat pada tempat ini.
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Batu Kuda diyakini merupakan peninggalan dari masa sebelum datangnya Islam. Batu tersebut dipercaya sebagai jelmaan seekor kuda milik Prabu Layang Kusuma dan permaisurinya, Ratu Layang Sari.
Dalam kisah yang beredar, sang kuda terperosok ke dalam lumpur hingga hanya bagian tubuh di atasnya yang tampak, sebelum akhirnya berubah menjadi batu.Sementara itu, versi cerita lain menyebutkan bahwa asal-usul Batu Kuda berawal dari seorang raja yang tengah berburu di kawasan tersebut pada masa pra-Islam.Ketika tiba di lokasi Batu Kuda, sang raja bersama rombongannya berhenti untuk beristirahat di sebuah batu yang dikenal dengan sebutan Batu Kursi, yang berada di sebelah utara Batu Kuda.
Usai beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan ke arah barat dan sampai di Batu Keraton. Di tempat itu, sang raja meninggalkan kudanya beserta beberapa prajuritnya, hingga akhirnya kuda tersebut berubah menjadi batu.
Kini, batu yang dipercaya memiliki kisah legendaris itu menjadi objek wisata yang menarik minat banyak pengunjung. Wisata Batu Kuda juga telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya yang dilindungi pemerintah, menjadi destinasi bernilai sejarah dan budaya tinggi yang terus dijaga kelestariannya.
Sumber : Republika.co.id