Study BandingBONDOWOSO, PERHUTANI (8/1) | Perhutani KPH Bondowoso memberangkatkan karyawannya untuk studi banding pengelolaan dan budidaya kopi ke petani-petani binaan Dinas Pertanian, Perkebunan dan kehutanan di Desa Landih, desa agrowisata, Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli, Provinsi Bali pada akhir tahun 2014. 
Kegiatan ini untuk mempelajari model budidaya tanaman kopi yang  dapat menghasilkan biji kopi berkualitas dan bernilai jual tinggi. Jenis kopi yang dibudidayakan secara organik adalah kopi arabika dengan ciri khas kopi Luwak Arabika B-36. Varietas ini unik bercitarasa lemon, harganya mencapai Rp. 5.000.000,-perkg dan  sangat diminati  wisatawan asing.
Budidaya kopi  mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat Landih. Salah satu estate kopi yang dikunjungi yaitu milik Koperasi Serba Usaha (KSU) Bale Dana Mesari seluas 0,8 Ha dengan  27 ekor luwak yang dilepas liarkan, menghasilkan sekitar 4 kg kopi mentah perhari. Kopi ini selanjutnya diolah menjadi bubuk kopi dan dikemas dengan cara  tradisional dan modern.
Selain pendapatan dari hasil jual kopi olahan, warga binaan juga memetik manfaat dari tanaman jeruk, karena budidaya kopi ditumpangsari dengan tanaman jeruk.  Petani juga membuka usaha pengolahan bambu petung untuk aneka mebel dan peralatan rumah tangga seperti meja, kursi dan daun pintu sebagai diversifikasi usaha.
Administratur Perhutani KPH Bondowoso Damanhuri  berharap studi banding ini dapat menginspirasi para karyawannya sebagai bekal untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat desa hutan di wilayah kerjanya  yang memiliki kesamaan topografi alam.  “Tanaman kopi hutan di Bondowoso potensinya cukup tinggi, dan akan dikembangkan melalui sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan tetap memperhatikan aspek konservasi” demikian kata Damanhuri . (Kom-PHT/Bdo/Veni).
Editor: Soe/ @copyright 2015