DARI TOTAL DANA INVESTASI MP3EI, LEBIH DARI 30% BERASAL BUMN. HARUS ADA KESINAMBUNGAN AGAR INDONESIA BISA MENGEJAR KETERTINGGALAN INFRASTRUKTUR .
Masa bakti pemerintah yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY) akan segera berakhir. Hanya dalam hitungan bulan Indonesia akan dipimpin oleh Presiden baru.
Meski begitu tampaknya ada berapa program dari pemerintahan SBY yang masih akan dilanjutkan oleh penerusnya, di antaranya adalah program Master Plan Percepatan dan Peluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau yang dikenal dengan MP3EI. Pasalnya program yang mulai diluncurkan 27 Mei 2011 itu dirancang untuk dikerjakan hingga 2025.
Siapapun presidennya masalah ketersediaan infrastruktur masih akan menjadi masalah utama yang harus diselesaikan. Sehingga proyek pembangunan infrastruktur yang melibatkan pemerintah, BUMN dan sektor swasta masih akan tetap digalakkan, demi mengejar pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dalam megaproyek infrastruktur tersebut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan total nilai investasi proyek tersebut mencapai Rp 4012 triliun.
Dalam periode 2011-2014 program MP3EI menurut Armida Salsiah Alisjahbana, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Itu terlihat dari perkembangan investasi proyek-proyek MP3EI baik di sektor riil maupun infrastruktur yang telah dilaksanakan di berbagai daerah. Realisasi proyek-proyek MP3I yang telah melakukan ground breaking hingga akhir 2013 senilai Rp 828,71 triliun dari 365 proyek yang tersebar di enam Koridor
Ekonomi, yakni Sumatera (Rp 133,16 triliun), Jawa ( Rp 296,34 triliun), Kalimantan (Rp 176,78 triliun), Sulawesi (62,72 triliun), Bali-Nusa Tenggara ( Rp 53,85 triliun), dan Papua-Maluku ( Rp 105,86 triliun).
Tahun ini menurut catatan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional ada 166 proyek MP3EI yang siap diresmikan. Total investasi yang telah digelontorkan untuk membangun selusin proyek infrastruktur itu mencapai Rp 628,91 triliun. Pemerintah juga berharap tahun ini ada 119 proyek MP3I bisa mulai digarap (ground breaking). Nilai investasi untuk proyek-proyek tersebut mencapai Rp 232,82 triliun. Dari 12 proyek yang siap diresmikan tahun ini kebanyakan memang proyek yang melibatkan BUMN. Sementara untuk 119 proyek yang akan digarap, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, BUMN adalah pihak yang paling siap untuk mendanainya.
Peran BUMN dalam proyek MP3EI ini memang cukup strategis. Firmanzah, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, mengatakan dari total investasi proyek MP3EI vang mencapai Rp 4000 triliun itu diharapkan sekitar 30% akan dibiayai oleh BUMN. “Peran BUMN tak hanya berhenti sampai di situ. Bekerjasama dengan sektor swasta akan mengambil kontribusi 30% lagi dari investasi MP3I. Sedangkan sisanya yakni 35% merupakan porsi pemerintah dan 5%-nya lagi akan didukung oleh swasta”.
Dalam realisasinya kontribusi BUMN dalam MP3EI memang cukup signifikan. Seperti yang disampaikan oleh Armida Alisjahbana, hingga akhir 2013 dari total investasi yang telah dikucurkan, 25,7% berasal dari BUMN (Rp 212,88 triliun). Sementara investasi swasta mencapai 39%, pemerintah 15,9% dan kerjasama pemerintah, BUMN, dan swasta 19,4%. “Kontribusi BUMN dalam mensukseskan proyek-proyek MP3EI cukup besar,” kata Armida.
Proyek MP3EI yang telah, sedang, dan akan dibangun oleh BUMN di antaranya adalah Jalan Tol Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai-Tanjung Benoa yang merupakan jalan tol di atas laut pertama di Indonesia. Jalan bebas hambatan ini dibangun oleh konsorsium BUMN yang terdiri dari Jasa Marga, Hutama Karya, Adhi Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, dan Angkasa Pura.
Lalu PT Pelindo II atau IPC, melalui Perpres 36 Tahun 2012 untuk membangun dan mengelola Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara itu PT Angkasa Pura I dan II, masing-masing dipercaya untuk melakukan pengembangan bandara di wilayah operasionalnya . PT Kereta Api Indonesia melalui Perpres 83 Tahun 2011 ditugaskan untuk menyelenggarakan prasarana dan sarana kereta api Manggarai-Bandara Soekarno Hatta dan jalur lingkar Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi. Saat ini juga tengah disiapkan penugasan (Peraturan Presiden) kepada PT Hutama Karya untuk pembangunanjalan Tol Trans Sumatera. Lalu PT Adhi Karya disiapkan untuk menggarap pembangunan Monorel di Jabodetabek.
Selain itu, BUMN juga ikut berperan dalam percepatan pembangunan sektor riil terutama di Kawasan Indonesia Timur.
Proyek-proyek strategis BUMN yang berperan dalam upaya percepatan pembangunan di Kalimantan Timur seperti pabrik Pupuk Kaltim V dan yang ada di Papua seperti; Sorong West Pasific Hub Port, PLTA Yetni dan Beliem, dan proyek sagu milik Perum Perhutani.
Sumber : BUMN Track, Hal 24 -28
Tanggal : 12 Juni 2014