BANDUNG UTARA, PERHUTANI (09/09/2021) | Guna meningkatkan potensi agroforestry, sejumlah karyawan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara mengikuti program pelatihan tanaman herbal serai wangi dan kapulaga di Cikole, Selasa (7/9).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Wakadivre Janten) Bidang Kelola Sumber Daya Hutan (SDH) Sudarwanto, Wakadivre Janten Bidang Kelola Bisnis Purwanto, Kepala Departemen Agroforestry Perhutani Pusat Isnin Soiban, Tenaga Pengkaji Bidang Agroforestry Perhutani Pusat Tubagus Aep Saepudin, Administratur KPH Bandung Utara beserta jajaran, segenap peserta pelatihan Herbal Serai wangi dan Kapulaga serta tim narasumber dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO).
Dalam kesempatan tersebut Isnin Soiban menyatakan bahwa pelatihan tersebut merupakan langkah awal guna mendukung program Perhutani dalam mendorong potensi pendapatan dari bidang Agroforestry.
“Berbeda dengan potensi pendapatan dari kayu, non kayu serta pendapatan lainnya yang butuh waktu setidaknya lebih dari dua tahun, budidaya herbal ini bisa mendapatkan potensi pendapatan lebih cepat per tahunnya,” ujarnya.
Tubagus Aep Saepudin menuturkan bahwa program New Herbal Perhutani merupakan bagian dari program Perhutani yang akan dikembangkan di Pulau Jawa.
“Setidaknya ada lima komoditas tanaman herbal yang akan dikembangkan yaitu jahe, kunyit, kencur, kapulaga dan aerai wangi. Jadi, kedepan harapannya potensi pendapatan dari agroforestry ini bisa menjadi penopang pendapatan terbesar Perhutani setelah Getah Pinus dan kayu. Kegiatan pelatihan ini penting bagi karyawan Perhutani, sehingga kami mengundang narasumber dari BALITRO agar pelaksanaan budidaya tanaman ini bisa sesuai dengan yang ditargetkan. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, sehari teori dan sehari berikutnya praktek,” terangnya.
Tim Peneliti BALITRO, Octavia Trisilawati menyampaikan bahwa masih banyak lahan Perhutani yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya herbal. Pelatihan ini sangat bagus dilakukan guna mendorong potensi tanaman herbal yang sebenarnya sangat luar biasa.
“Minyak sereh yang berasal dari Serai wangi itu sebenarnya salah satu produk ekspor terbesar di Indonesia, sehingga potensinya sangat bagus,” ungkapnya.
Sementara itu Administratur KPH Bandung Utara, Usep Rustandi menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan yang diberikan sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
“Kami berharap pelatihan ini bisa menjadi bekal untuk dapat diaplikasikan di lapangan, sehingga hasilnya sesuai dengan apa yang ditargetkan,” pungkasnya. (Kom-PHT/Bdu/Dan)
Editor : Ywn
Copyright©2021