BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (12/08/2025) | Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat memberikan materi pengelolaan hutan di bidang Tanaman Kehutanan kepada mahasiswa Magang/Kuliah Kerja Lapang (KKL) Fakultas Pertanian Universitas Jambi (Unja) di petak 62 m RPH Sidomulyo BKPH Kalisetail, pada Senin (11/08).

Perhutani adalah perusahaan BUMN Pengelola Hutan, melakukan berbagai kegiatan pengelolaan hutan termasuk penanaman berbagai jenis tanaman. Tanaman yang ditanam meliputi kayu-kayuan seperti mahoni, pinus, jati, dan tanaman rimba lainnya. Perhutani tidak hanya fokus pada produksi kayu, tetapi juga pada upaya pelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai kegiatan kehutanan, dengan melakukan system tumpang sari dalam kegiatanan tanaman kehutanan.

Mewakili Kepala Perhutani (Administratur) KPH Banyuwangi Barat, Kepala Urusan Teknik Kehutanan (Kaur TK), Untung Hariyanto mengatakan bahwa sistem tumpangsari di Perhutani adalah praktik menanam tanaman pertanian di antara tanaman pokok hutan, seperti pinus untuk memberikan keuntungan bagi petani dan Perhutani. “Petani mendapatkan hasil dari tanaman pertanian, sementara Perhutani terbantu dalam menjaga tanaman hutan dari kebakaran dan hama, serta meningkatkan produktivitas lahan,” kata Untung.

Selaku mahasiswa magang, Olivia Teresia Sitorus mengucapkan terimakasih kepada Perhutani yang telah bersedia untuk mengajari pengelolaan hutan dibidang tanaman kehutanan kepada pihaknya, ternyata Perhutani menggunakan sistem tumpangsari pada kegiatan tanaman kehutanan. “Dengan sistem tumpang sari mendapatkan keuntungan ganda yaitu memungkinkan petani untuk menanam tanaman palawija (seperti jagung, padi, atau umbi-umbian) di sela-sela tanaman kehutanan,” kata Olivia.

“Manfaat bagi petani yaitu mendapatkan hasil dari tanaman pertanian yang mereka tanam, meningkatkan pendapatan mereka dan manfaat bagi Perhutani yaitu pengendalian hama dan kebakaran : tanaman pertanian dapat membantu mencegah kebakaran hutan dan hama karena lahan lebih terjaga,” ujarnya

“Peningkatan produktivitas lahan dengan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan, dan pengurangan risiko gagal panen karena tanaman pokok hutan terlindungi oleh tanaman pertanian,” pungkasnya.

Seketaris KTH Flamboyan Yanto Kiwil mengatakan bahwa pihaknya siap mensukseskan kegiatan tanaman kehutanan yang dikerjasamakan kepada pihaknya karena sangat peduli kepada eksistensi hutan.

“Tidak hanya itu, karena selama ini kami masyarakat disekitar hutan menggantungkan kehidupan ekonomi sehari hari dari hutan, misalnya sebagai petani hutan (pesanggem), sebagai penyadap getah Pinus,” ujar Yanto.

“Bahkan kami diperkenankan oleh Perhutani untuk menanam di lahan dibawah tegakan, kami akan patuh dengan ketentuan yang berlaku dan yang terpenting bagi kami adalah Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera,” ungkapnya. (Kom-Pht/Bwb/eko).

Editor:Lra
Copyright©2025