BANJARBARU, INHUTANI I  (12/09/2023) | PT Inhutani I melalui KPH Tanah Laut bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Sebalai melakukan rapat koordinasi kerjasama pemanfaatan hutan dalam bidang Multi Usaha Kehutanan tambak ikan dan udang, bertempat di Kantor KPH Tanah Laut Pelaihari, Senin (11/09).

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala KPH Tanah Laut, Rahmad Riansyah, Kepala Seksi Pemanfaatan Hutan, Paidil, Manajer PT Inhutani I UMHT Pelaihari, Jamiatno serta Ketua KTH Sebalai, Noordin dan perwakilan dari KTH Tambak Sanipah.

Dalam kesempatan tersebut Manajer UMHT Pelaihari Jamiatno menyampaikan bahwa KTH Sebalai dan KTH Sanipah masing-masing telah membuat Perjanjian Kerjasama Kemitraan Kehutanan dengan PT Inhutani I sejak bulan Juli 2022 dan selama satu tahun ini belum ada kegiatan.

“KTH Tambak Sebalai selama 1 (satu) tahun mengalami stagnasi disebabkan kendala permodalan, sedangkan KTH Tambak Sanipah hingga saat ini  belum beroperasi,” ujarnya.

Sementara itu Noordin selaku ketua KTH Sebalai menyampaikan bahwa KTH Sebalai berkeinginan besar untuk pengoperasian kembali usaha tambak ikan dan udang, namun dalam hal financial hanya mampu mengaktifkan kembali prasarana yang ada.

Dalam arahanya Kepala KPH Tanah Laut Rahmad Riansyah menekankan KTH Sebalai harus dalam kawasan buffer zone PBPH PT Inhutani I, dan tidak diperkenankan menambah luasan ke arah suaka marga satwa, karena pada kawasan tersebut hanya dikhususkan untuk kegiatan konservasi.

Lebih lanjut Rahmad Riansyah menyarankan KTH untk dapat melengkapi persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan modal pinjaman melalui lembaga keuangan. Ia juga berpesan kepada jajaranya untuk lebih berperan dalam menyukseskan program Kemitraan Kehutanan ini.

Pada kesempatan terpisah Kepala Divisi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat Agus Beniarto Prasodjo menyampaikan bahwa dirinya sangat mendukung usaha sylvoagrofishery ini, yaitu kombinasi kegiatan kehutanan dalam hal ini penanaman mangrove dengan budidaya perikanan/pertambakan untuk meningkatkan nilai tambah kawasan hutan.

“Pertambakan dengan teknologi tradisional ini diharapkan dapat meminimalkan dampak lingkungan, tentunya memberikan nilai lebih unth kesejahteraan masyarakat. (Kom-Inh1/KSTB/Dpn)

Editor : Ywn

Copyright©2023