SURAKARTA, PERHUTANI (31/10/2025) | Sejumlah pihak berkumpul di ruang rapat Kantor Perum Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tangen pada Rabu (29/10) untuk membahas tindak lanjut bantuan dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen BUN) – Kementerian Pertanian Republik Indonesia kepada petani tebu di wilayah Kecamatan Tangen, Sragen. Latar belakang pertemuan ini muncul karena kebutuhan mendesak meningkatkan produktivitas tebu nasional demi mendukung swasembada gula, sebagaimana strategi pemerintah melalui penyediaan benih unggul, subsidi pupuk, dan kredit usaha untuk petani tebu. Di Tangen, kawasan yang juga berada di wilayah hutan produksi, perhatian terhadap budidaya tebu dan upaya pemanfaatan optimal lahan menjadi sangat relevan dan rapat ini menjadi titik awal langkah konkret untuk menjembatani dukungan pemerintah dengan potensi petani lokal.
Administratur KPH Surakarta melalui Wakil Administratur, Bambang Sunarto, menyampaikan komitmennya untuk mendukung program bantuan tersebut di wilayahnya. Ia menjelaskan bahwa sebagai pengelola kawasan hutan negara yang berbatasan langsung dengan areal pertanian rakyat, Perhutani siap memperlancar akses lahan, memfasilitasi kolaborasi antara petani tebu dan Pemkab maupun Ditjenbun.
“Bantuan benih, pupuk, dan alat tanam yang disiapkan pemerintah akan tepat guna jika diiringi pendampingan dari kami. Kami berharap produktivitas tebu di Tangen bisa meningkat signifikan sehingga petani mendapatkan manfaat nyata,” ujar Bambang.
Perwakilan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Hari Yudanto selaku Ketua Kelompok Substansi Keuangan dan BMN, menyatakan bahwa program ini akan terus dipantau agar tepat sasaran.
“Kami melalui Ditjen Perkebunan telah menetapkan program revitalisasi tebu 2025–2028 yang mencakup bantuan benih unggul, subsidi pupuk, dan pembiayaan melalui KUR khusus tebu. Bagi petani di Tangen, kami berharap bantuan ini bisa digunakan optimal dan produksi tebu bisa naik sebagai bagian dari kontribusi terhadap swasembada gula nasional,” kata Yuda lebih lanjut.
Dengan rapat tindak lanjut ini, diharapkan petani tebu di Kecamatan Tangen bisa lebih siap, produktif, dan memperoleh hasil yang signifikan dari bantuan pemerintah. Ke depan, kerja sama antara Ditjenbun, BKPH Tangen, petani, dan instansi terkait harus terus diperkuat agar lahan tebu di wilayah hutan dan sekitarnya menjadi contoh keberhasilan produksi tebu berbasis kemitraan. Dengan demikian, langkah kecil hari ini menjadi pijakan menuju Indonesia yang lebih berdaulat pangan dan industri gula. (Kom-PHT/Ska/Mar)
Editor: Tri
Copyright © 2025