PADANGAN – Pohon Jati adalah salah satu produk unggulan yang ditanam oleh Perum Perhutani selain Mahoni, Sengon, Mindi dan jenis lainnya. Di halaman kantor Asper/KBKPH Tegaron KPH Padangan, terdapat 2 pohon jati yang sepintas saja kita akan tahu bahwa ia merupakan jati plus karena batangnya yang besar, sehat dan lurus. Usut punya usut, ternyata kedua pohon tersebut adalah hasil silang/stek pohon jati plus yang berasal dari Pusat Pengembangan SDH Perhutani Cepu yang ditanam sekitar tahun 1983.

Menurut cerita Rambito, TU kantor Asper Tegaron, di wilayah kerja BKPH Tegaron memang terdapat wilayah hutan CSO (Clonal Seed Orchard) yang dijadikan tempat uji coba oleh Pusbang SDH. Melihat bibit-bibit tersebut, jiwa rimbawan Djiman (Asper saat itu), terpanggil. Ia pun mengambil 2 plances bibit jati yang berasal dari lokasi CSO yang kemudian ditanam di halaman kantor Asper. Pada usia 4 tahun saja, pertumbuhan pohon jati ini sudah sangat mengesankan, batangnya besar, tinggi dan kokoh. Djiman, dikatakan Rambito, sempat kecewa karena hanya mencoba 2 plances waktu itu.

Menurut analisa Rambito, kedua pohon jati itu bisa tumbuh dengan baik dikarenakan tempat tumbuh pohon itu berdampingan dengan saluran air hujan. Rupanya, lanjut Rambito, dari seringnya dilalui air maka banyak sekali tanah yang mengandung unsur hara tinggi mengalir ke area dekat pohon jati tersebut sehingga keadaan tanah selalu gembur dan pohon dapat tumbuh dengan subur. Saat ini kedua pohon jati ini telah berusia 26 tahun dan terus dipelihara dengan baik.

Berikut data pohon jati yang berada dihalaman kantor Asper Tegaron tersebut:
• Keliling pohon I : 238 Cm, tinggi + 15 Mtr dan Volume 3,941 M3.
• Keliling pohon II : 172 Cm, tinggi + 6 Mtr dan Volume 1,887 M3.
Beberapa waktu yang lalu kedua pohon tersebut pernah dipotong sebagian cabangnya karena warga sekitar takut apabila ada hujan dan angin kencang pohon akan tumbang, memang keberadaan pohon ini berada di tepi jalan dekat dengan perumahan penduduk.

“Ke depan, pohon ini akan dibuatkan pagar lengkap dengan tulisan mengenai asal-usulnya,” ujar Rambito.

(Humas Padangan)