Sebanyak tujuh ekor primata, masing-masing, satu Owa Jawa (Hylobates moloch) dan enam Lutung Jawa (Trachypithecus auratus auratus) asal Kebun Binatang Howletts dan Port Lympe Animal Park, Inggris masih beradaptasi dengan lingkungan barunya di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Satwa-satwa ini memang sengaja dikirimkan ke Indonesia untuk dilepasliarkan di habitat aslinya. Dokter hewan di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa, Zulfi Arsan mengatakan, seluruh primata itu dikirim dari Inggris menggunakan pesawat ke Indonesia. Perjalanannya memakan waktu 36 jam hingga tiba di kawasan Ciwidey pada hari Sabtu (2/2) lalu.
“Mereka masih kami karantina, dalam artian diperiksa apakah ada penyakit menular seperti hepatitis, herpes, atau saimian retro virus. Selain itu harus diberi obat cacing,” ujar Zulfi sembari menambahkan biasanya waktu karantina berlangsung 14 hari karena terkait masa inkubasi penyakit. Saat ini, sambung Zulfi, seluruh kondisi primata itu dalam keadaan baik. Meski pada saat awal kedatangannya, ada yang mengalami gangguan pencernaan. “Itu mungkin karena stres melihat lingkungan baru, tapi sekarang sudah membaik. Makannya juga lancar,” kata dia.
Proses pemulangan primata ini bisa dilakukan berkat kerja sama Kementerian Kehutanan, Perum Perhutani, dan The Aspinall Foundation. Seluruh primata itu merupakan koleksi kebun binatang yang kepemilikannya berada di bawah The Aspinall Foundation.
Rencananya seluruh primata itu akan dilepasliarkan ke habitat aslinya. Namun sebelumnya, owa dan lutung-lutung itu dikarantina terlebih dahulu di Ciwidey. “Kalau untuk lutung nanti akan kami kirimkan ke Javan Langur Centre di Batu, Malang, Jawa Timur,” ujar Zulfi.
Kepala Bidang Pemberitaan dan Publikasi Kementerian Kehutanan, Erna Rosdiana mengatakan, Lutung Jawa dan Owa Jawa termasuk jenis primata endemik Pulau Jawa. Populasinya di alam juga semakin terancam punah.

Suara Pembaruan hal. 26 :: Kamis, 14 Februari 2013