RRI.COM (14/09/2025) | Udara sejuk Gunung Putri, Minggu (14/9/2025) siang, dipenuhi keceriaan puluhan pencinta lingkungan. Mereka datang dari berbagai komunitas, mukai Panam Hash House Harriers Purwokerto, Bocah Alam Anak Jaman, Mahasiswa Pecinta Lingkungan, hingga Paguyuban Lintas Ima.
Mereka memiliki satu tujuan yang sama: menanam pohon untuk masa depan. Kaki-kaki yang biasanya melangkah untuk menikmati jalur hiking, kali ini berhenti sejenak demi menancapkan bibit ke tanah.
Ali Rohman, pembina Panam Hash House Harriers Purwokerto, menyebut kegiatan ini sebagai wujud kepedulian atas alam yang selama ini mereka nikmati.
“Kami sering melakukan hiking, tapi tidak hanya itu. Kami juga berusaha menanam pohon di tempat yang kami lalui. Seperti hari ini, bersama komunitas lain, kami menanam pohon sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan,” ungkap Ali.
Dusun Kalitapen, lokasi kegiatan, memang dikenal rawan bencana kekeringan. Tanah berbatu kapur membuat cadangan air mudah hilang, sementara penduduk mencapai 2.000 jiwa, hampir setiap tahun bergulat dengan krisis air bersih.
Kepala Desa Kalitapen, Sahyat, menjelaskan bahwa pemerintah bersama Kementerian Pertahanan sudah membangun sumur dalam untuk mengatasi krisis. Namun, sumur saja tidak cukup tanpa upaya menjaga resapan air.
“Harapannya, dengan adanya sumur dalam dari Kemenhan, ditambah pembangunan dari Kementerian PU dan Kostrad, air tetap mengalir. Tapi kuncinya ada di pohon. Dengan pohon, sumur tidak akan kering, dan warga bisa terhindar dari kesulitan air bersih,” kata Sahyat.
Bibit damar, karet, beringin, hingga aneka perdu ditanam di lahan Perhutani maupun milik warga. Masyarakat setempat juga turut serta, tak hanya menanam, tetapi berkomitmen untuk menjaga pohon-pohon itu tumbuh.
Dari lereng Gunung Putri, harapan itu pun ditanam. Pohon-pohon kecil yang hari ini masih rapuh, kelak akan menjadi penyangga kehidupan. Menjaga air tetap ada, dan memberi napas panjang bagi warga Kalitapen dan sekitarnya.
Sumber : rri.com