JAKARTA. Penjualan kayu pada minggu kedua September 2010 di iPasar melonjak luar biasa. Volume transaksi penjualan melonjak 11,83% dibandingkan dengan total penjualan selama bulan Agustus 2010.
IPasar adalah layanan lelang kayu secara online yang diselenggaran PT iPasar Indonesia Nah, jumlah total penjualan kayu di iPasar bulan Agustus sebesar 20,54 meter kubik (m3). Penjualan kayu hanya pada minggu kedua September meneapai 22,97 m3.
Mas’ud Sarifuddin Fajar, Kepala Divisi Kayu iPasar, menilai, lonjakan penjualan kayu terjadi akibat sejumlah industri mebel memborong kayu sebelum libur Lebaran. Industri mebel itu berasal dari Tegal, sementara mebel kayu hasil produksinya akan diekspor ke Eropa dan Amerika.
Kendati volume melonjak, nilai penjualan kayu pada minggu kedua September 2010 tersebut lebih kecil dari penjualan bulan Agustus 2010. Total nilai penjualan minggu kedua September hanya Rp 105 juta. “Nilai total penjualan bulan Agustus Rp 111,47 juta,” ujar dia kepada KONTAN, kemarin (19/9).
Sebagai eatatan, iPasar hanya melelang kayu grade A3 dan A2 dari lima jenis kayu yang ada. Kayu grade A3 berdiameter antara 30 sentimeter (cm) sampai 39 cm. Harga jualnya Rp 3,5 juta per m3.
Kayu grade A2 memiliki diameter 22 cm, 25 cm dan 28 cm. Harga jual kayu grade ini Rp 2,5 juta per m3. Dalam lelang bulan Agustus 2010, 60% kayu yang terjual adalah kayu grade A3 dan sisanya kayu A2. Pada lelang minggu kedua September 2010, 1000;6 kayu yang terjual adalah jenis A3.
Penurunan nilai penjualan ini terjadi lantaran sejumlah produsen kayu memangkas harga jual kayunya. Tujuannya, agar industri mebel lokal segera menyerapnya. Maklum, pasar kayu pada bulan September sepi karena bertepatan dengan libur Lebaran.
Selama ini harga kayu di iPasar menggunakan tiga komponen harga. Ketiganya meliputi harga dasar kayu Perhutani, ditambah retribusi daerah, serta dan harga diferensiasi atau harga pembeda setiap unit Perhutani.
Nah, pada penjualan minggu kedua September 2010, Perhutani unit 2 Jawa Timur menghilangkan biaya retribusi daerah sebesar 3,5% dari harga kayunya. Tapi, khusus di daerah Saradan, Perhutani memotong harga diferensiasinya dari 22,5% jadi 5%.
Perhutani unit 3 Jawa Barat juga memotong harga diferensiasinya dari 20% men jadi 10%. “Pemotongan harga tesebut dilakukan untuk me- ningkatkan penjualan,” kata Sudaryana, Manager Pemasaran Perhutani unit 3, Cirebon, JawaBarat.
Sebagai eatatan tambahan, tidak semua kayu Perhutani dijual melalui lelang iPasar. Perhutani unit 3 Jawa Barat misalnya, menjual’ kayunya melalui empat cara, Cara penjualan itu meliputi penjualan Iangsung sebanyak 40% hasil kayu, 200;6 melalui sistem kontrak, 20% melalui lelang konvensional, dan sisanya melalui lelang online di iPasar.
Tren menurun
Walaupun hasillelang iPasar pada minggu kedua September boleh dibilang menggembirakan, namun Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) memprediksi penjualan kayu akan terus menurun dari September 2010 sampai akhir tahun, Tren penurunan penjualan ini sendiri merupakan siklus tahunan.
Menurut Wakil Ketua Apkindo Abbas Adhar, pada bulan-bulan tersebut pelanggan mebel di Amerika dan Eropa tidak menambah pesanan mebel karena mendekati masa libur Natal dan Tahun Baru.
Namun, industri mebel dalam negeri tetap berjalan. Hanya saja, pada September tahun ini di Indonesia terdapat libur Lebaran yang lumayan panjang. “Aktivitas produksi industri mebel dalam negeri diperkirakan normal kembali pada bulan Oktober 2010,” ujarnya.
Fajar membenarkan prediksi tersebut. Menurut dia, pada minggu pertama, ketiga dan keempat bulan September tidak akan ada penjualan kayu di iPasar.
Industri mebel memilih memborong habis persediaan kayu bulan September pada minggu kedua September sebagai persediaan bahan baku. “Mereka sendiri akan mulai beroperasi setelah libur Lebaran,” imbuhnya.
Media : KORAN PAGI / NASIONAL
Nama Media : KONTAN
Tanggal : Senin, September 20 2010
Penulis : Raka Mahesa Wardhana