PATI, PERHUTANI (04/06/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati mengadakan kegiatan “Rembuk Bareng” bersama Petinggi dan Sesepuh Desa Gesengan dalam rangka membahas rencana penanaman tanaman tebu dengan sistem agroforestri di kawasan hutan wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngarengan, pada Selasa (03/06).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya, yang bertujuan mempersiapkan pengembangan tanaman tebu berbasis agroforestri sebagai bagian dari program ketahanan pangan dan swasembada gula nasional. Rembuk dilaksanakan di rumah Petinggi Gesengan bersama tokoh masyarakat. Turut hadir dalam kegiatan ini Administratur KPH Pati beserta jajaran Kepala Seksi.
Dalam sambutannya, Administratur KPH Pati, Sukmono Edwi Susanto, menjelaskan bahwa rencana penanaman tebu di wilayah BKPH Ngarengan, khususnya di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bulungan, merupakan upaya optimalisasi lahan hutan produksi yang juga didukung langsung oleh Pabrik Gula (PG) Trangkil melalui kerja sama kemitraan.
“Agroforestri merupakan program strategis yang saat ini sedang digencarkan Perum Perhutani. Perhutani menjajaki potensi-potensi pengembangan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi seperti tebu, sebagai alternatif pengganti singkong yang harganya saat ini kurang menguntungkan,” jelas Sukmono.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan penanaman tebu di wilayah lain seperti di BKPH Gajahbiru dan Klumobangsri menjadi acuan penting. “Di kedua wilayah tersebut, agroforestri tebu telah berjalan hingga musim panen ke-2 dengan hasil 15.097,3 ton dari luas tanam 191,55 hektar,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Gesengan, H. Suyanto, menyatakan dukungan penuh terhadap rencana ini. Pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada petani dan menyiapkan kebutuhan teknis termasuk pembibitan dan alat pembukaan lahan.
“Kami siap membantu pelaksanaan, termasuk menyiapkan traktor untuk pengolahan lahan. Biaya operasional bisa disesuaikan dan dibayar setelah panen. Kami juga mengumpulkan data petani melalui KTP sebagai bagian dari proses kemitraan,” ujar Suyanto.
Dengan semangat kolaboratif ini, diharapkan program agroforestri tebu di wilayah Gesengan dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian kawasan hutan. (Kom-PHT/Pti/Rsw)
Editor: Tri
Copyright © 2025