BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (06/11/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat memberikan pembekalan materi sistem dan metode pemantauan erosi kepada Mahasiswa Magang dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang, diwilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rogojampi, pada Kamis (05/11).
Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai upaya konservasi tanah dan air di kawasan hutan, serta memahami pentingnya pemantauan erosi dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Melalui pembekalan ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh secara langsung di lapangan dan berkontribusi dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Barat yang diwakili Asisten Perhutani (Asper) Rogojampi, Adi Raharjo, mengatakan Perhutani secara aktif memberikan pelatihan tentang pemantauan lingkungan, termasuk pemantauan erosi, kepada mandor lingkungan dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk memastikan pemantauan yang efektif di tingkat tapak.
“Perhutani mendirikan Stasiun Pemantauan Lingkungan (SPL) di berbagai lokasi dalam kawasan hutan untuk memantau berbagai parameter lingkungan, termasuk dampak erosi,” kata Adi.
Kaur Teknik Kehutanan BKPH Rogojampi, Ibnul Mubarok mengatakan tujuan utama dari kegiatan pemantauan erosi ini adalah untuk mengetahui tingkat bahaya erosi di kawasan hutan dan mengantisipasi terjadinya bencana longsor dan erosi yang dapat merusak lingkungan dan infrastruktur.
“SPL Erosi menjadi dasar dalam perencanaan kegiatan konservasi tanah dan air, seperti reboisasi dengan tanaman penahan erosi dan pembangunan sistem drainase. Semua itu untuk menjaga fungsi hutan sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengatur tata air, dan pencegah erosi,” terang Ibnul.
Melani Stivandra Ayustin Isu, Mahasiswa Politani Kupang mengatakan dari kegiatan ini pihaknya menjadi mengetahui bahwa tujuan pemantauan lingkungan untuk Mengelola tata air dengan memastikan ketersediaan dan kualitas air di kawasan hutan, mencegah bencana alam dengan mengendalikan erosi, banjir, dan longsor serta mengumpulkan data ilmiah untuk penelitian dan perumusan kebijakan pengelolaan hutan yang lebih baik.
“Fungsi utama SPL adalah mengumpulkan data untuk menganalisis dampak kegiatan di kawasan hutan, mengelola tata air, serta mencegah erosi dan longsor. SPL ini juga digunakan untuk memantau keanekaragaman hayati seperti vegetasi dan satwa liar,” ungkapnya. (Kom-PHT/BWB/eko).
Editor:Lra
Copyright©2025