BANYUWANGI SELATAN, PERHUTANI (07/12/2025) | Sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan literasi digital dan penyebaran informasi yang sehat, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan hadir dan turut mendorong terselenggaranya Focus Group Discussion (FGD) bertema “Membangun Peradaban Positif di Era Digital, Memahami Kinerja dan Etika Jurnalisme Profesional”. Kegiatan yang digelar di Hotel Santika Banyuwangi pada Sabtu (6/12)
Kegiatan ini merupakan kolaborasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Banyuwangi bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, TNI/Polri, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), serta komunitas Banyuwangi Positif yang bertujuan memperkuat literasi digital, mengedepankan etika bermedia, serta menjaga kondusivitas Banyuwangi melalui pemberitaan yang positif dan bertanggung jawab.
Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Wahyu Dwi Hadmojo, yang juga Penasehat IJTI Banyuwangi, menyampaikan bahwa Perhutani mendukung penuh penyelenggaraan FGD ini sebagai bagian dari upaya menjaga harmoni sosial di wilayah Banyuwangi.
“FGD ini sangat strategis untuk memperkuat etika jurnalisme dan literasi digital. Perhutani berterima kasih karena melalui kegiatan ini kita dapat menyaring informasi, memahami cara merespons isu secara bijak, serta memperkuat koordinasi dengan Dewan Pers dan aparat penegak hukum. Kami berharap para pegiat media semakin berhati-hati sebelum mengunggah informasi, selalu mengutamakan konfirmasi agar pemberitaan berimbang, positif, dan tidak merugikan pihak mana pun,” tegas Wahyu.
Kapolresta Banyuwangi sekaligus Pembina IJTI Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, menegaskan bahwa media memiliki peran besar dalam menjaga situasi daerah tetap aman dan kondusif.
“Sekecil apa pun informasi yang diunggah ke media sosial dapat tersebar luas secara nasional hingga internasional. Karena itu, semua pihak harus memahami etika pemberitaan—hindari ujaran kebencian, provokasi, dan konflik. Mari bersama ciptakan Banyuwangi Positif,” ujarnya.
Komisioner Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers, Mohammad Jazuli, memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan FGD. Ia menekankan pentingnya memahami risiko disinformasi yang dapat memicu keresahan publik.
“Disinformasi di era digital sangat cepat menyebar. Dibutuhkan literasi dan tanggung jawab semua pihak, terutama pegiat media, untuk menjaga ruang digital tetap sehat,” jelasnya.
Ketua IJTI Pusat, Heri Kurniawan, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan Banyuwangi Positif. “Kami mengajak seluruh jurnalis dan pegiat media untuk selalu berpedoman pada Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Dalam bermedia sosial, junjung tinggi etika, sopan santun, dan penghargaan terhadap privasi,” pesannya.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda, yang mewakili Bupati Banyuwangi, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting menjaga keamanan dan kondusivitas daerah.
“Ayo terus bersinergi, berkolaborasi, dan membangun Banyuwangi lebih baik melalui ruang digital yang positif,” ujarnya. FGD ini diikuti oleh jurnalis, pegiat media sosial, Perhutani Banyuwangi Selatan, BUMN, TNI–Polri, perbankan, pelaku usaha, akademisi, mahasiswa, dan tokoh masyarakat. (Kom-PHT/Bws/Dik)
Editor:Lra
Copyright©2025