BLORA, PERHUTANI (10/08/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora mendapat undangan dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menjadi narasumber pada kegiatan Pionir Pelestari 2025. Kegiatan ini berlangsung di Kampus Fakultas Kehutanan UGM, Kamis (07/08).
Pionir Pelestari merupakan agenda penyambutan mahasiswa baru tahun 2025 yang berjumlah kurang lebih 308 orang. Program ini bertujuan memperkenalkan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus, program studi, dan organisasi kemahasiswaan. Selain itu, kegiatan ini melibatkan aksi rimbawan serta pembekalan mengenai nilai-nilai yang harus dimiliki seorang rimbawan, dengan menekankan pentingnya pelestarian lingkungan.
Rimbawan muda diharapkan dapat mengenal Fakultas Kehutanan lebih dalam, mulai dari sejarah, nilai-nilai, visi dan misi, program studi, tata perilaku mahasiswa, peraturan akademik, hingga sarana dan prasarana yang disediakan. Kampus juga memberikan gambaran masa depan rimbawan dengan menghadirkan beberapa alumni sebagai pembicara.
Salah satu alumni yang diundang adalah Administratur KPH Blora, Yeni Ernaningsih, yang membagikan pengalaman kerja di bidang kehutanan, khususnya di Perhutani. Ia menegaskan bahwa rimbawan masa depan harus mampu menjadi agen perubahan, beradaptasi dengan tantangan global, serta berinovasi dalam menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui transformasi dan kolaborasi lintas sektor.
Melalui Pionir Pelestari, diharapkan rimbawan muda terinspirasi dan semakin bersemangat mempelajari ilmu kehutanan di Fakultas Kehutanan UGM. “Selalu semangat dan yakinlah bahwa pilihan kalian di jurusan ini adalah tepat. Lapangan kerja rimbawan terbuka luas, tidak hanya di sektor kehutanan tetapi juga di sektor lain. Selain belajar di kampus, aktiflah di organisasi resmi untuk menambah pengalaman kerja sama,” ujar Yeni.
Ia juga memberikan dorongan khusus bagi perempuan yang bercita-cita berkarier di bidang kehutanan. “Bagi perempuan, jangan ragu kuliah dan bekerja di bidang kehutanan. Wanita memiliki hak yang sama untuk berkarier, selama lolos asesmen untuk menduduki jabatan tertentu. Di Perhutani, beberapa jabatan strategis bahkan dipegang oleh wanita,” tambahnya.
Dalam sesi tanya jawab, seorang mahasiswi bernama Nisa menanyakan tips bagi wanita yang ingin bekerja di lapangan. Yeni menjawab, “Pastikan mental dibentuk sejak dini untuk tidak cengeng dan selalu tangguh menghadapi masalah, mengingat wanita cenderung mudah terbawa perasaan.”
Mahasiswi lainnya, Sabana, menyampaikan rasa terima kasih atas inspirasi yang diberikan. “Awal masuk Fakultas Kehutanan, banyak yang meremehkan saya karena nilai sekolah saya tinggi, tapi memilih masuk kehutanan. Dengan inspirasi dari Ibu Yeni, saya menjadi lebih semangat di jurusan ini,” pungkasnya. (Kom-PHT/Blr/Ist)
Editor: Tri
Copyright © 2025