MANTINGAN, PERHUTANI (25/05/20210) | Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan mengadakan Pelatihan Kewirausahaan dan Peningkatan Kapasitas Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) bagi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Hotel Fave Rembang, Selasa (25/05).
Kegiatan dihadiri oleh Expert Madya Pengembangan Perhutanan Sosial Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Iwan Wahyu Setiawan, Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro Dinindakop UKM Kabupaten Rembang Kuswandi, Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan dan Kelola Sosial KPH Mantingan Ismartoyo serta segenap Ketua Paguyuban LMDH Mantingan dan jajaran.
Administratur KPH Mantingan, Widodo Budi Santoso melalui KSS Komunikasi Perusahaan dan Kelola Sosial Ismartoyo menyampaikan bahwa pelatihan ini digelar untuk memberikan penguatan KUPS bagi LMDH wilayah KPH Mantingan, disamping guna menunjang usaha di masing-masing LMDH, memberikan semangat, serta peningkatan kemampuan seseorang dalam menangani usaha maupun kegiatan yang mengarah dalam pencarian inovasi akan produk-produk baru.
Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro Dinindakop UKM Kabupaten Rembang, Kuswandi dalam paparannya menjelaskan Kewirausahaan menurut fungsinya antara lain Kewirausahaan rutin dan Kewirausahaan arbitrasi.
“Wirausaha yang berhasil harus memiliki motif berprestasi tinggi dengan ketentuan, komitmen dan tanggung jawab tinggi. Menyukai tantangan, memanfaatkan peluang, obyektif dalam penilaian, memerlukan umpan balik, optimis, berorientasi laba dan juga produktif,” jelas Kuswandi.
Ketua LMDH Wonosari Mulyo Kecamatan Pamotan, Imam Budi berterima kasih atas pelatihan yang diadakan Perhutani. Lebih lanjut ia berharap dapat lebih dilakukan pelatihan secara spesifik, misalkan pelatihan pembuatan olahan makanan ataupun pembuatan pupuk kompos dan usaha-usaha lain yang berpotensi di wilayah kabupaten Rembang.
Expert Madya Pengembangan Perhutanan Sosial Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Iwan Wahyu Setiawan juga menambahkan bahwa pemasaran produk sekarang ini tidak harus lari sana lari sini. Cukup dengan mengakses media sosial seperti Facebook, You Tube atau Market Place yang sudah tersedia.
“Betapa pentingnya market place untuk pemasaran usaha kita. Bagaimana kita bisa membuat produk dengan kemasan yang lebih menarik. Walaupun produk kita sama, tapi kalau kemasan kita lebih menarik pasti produk dari kita punya potensi lebih dipilih konsumen,” imbuhnya.
Perhutani berharap tahapan usaha KUPS di daerah dapat meningkat kategorinya dan mencapai kategori Platinum. Dari pencapaian ini nantinya, KUPS lebih berpotensi mendapatkan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perbankan maupun stakeholder lain. Di wilayah Jawa Tengah baru terdapat 13 yang berkategori Platinum. (Kom-PHT/Mnt/Sgt)