KEDU UTARA, PERHUTANI (18/09/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara melalui Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Candiroto memberikan pendampingan penuh kepada mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang melaksanakan program Kompetisi Kampus Berdampak (PKKB) dengan sub-kegiatan Merdeka Belajar Kampus Berdampak (MBKB) di Desa Kebondalem, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, wilayah kerja Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Candiroto BKPH Candiroto, Rabu (17/09).

Administratur KPH Kedu Utara melalui Kepala BKPH Candiroto, Joko Supriyanto, menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa UGM merupakan momentum penting bagi masyarakat desa hutan. Perhutani menyambut baik inisiatif mahasiswa yang turun langsung ke lapangan.

“Sinergi ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa untuk belajar praktik, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Harapannya, melalui inovasi yang dibawa mahasiswa, Desa Kebondalem dapat semakin maju dalam mengelola potensi kopi dan pemasaran hasil produksi,” ungkapnya.

Selama program, mahasiswa melakukan identifikasi potensi desa, menyusun strategi pengembangan produk unggulan, hingga mengenalkan konsep pemasaran modern berbasis teknologi digital. Perhutani turut memfasilitasi pertemuan dengan kelompok masyarakat desa hutan, memberikan pendampingan teknis, serta mendukung koordinasi agar program berjalan lancar. Kehadiran mahasiswa juga membuka ruang dialog yang lebih luas mengenai peluang pengembangan agroforestry dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu secara berkelanjutan.

Kepala Desa Kebondalem, Misrinah, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program tersebut. Ia berterima kasih kepada Perhutani dan mahasiswa UGM yang telah hadir mendampingi masyarakat.

“Program ini sangat relevan dengan kebutuhan warga kami, khususnya dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk kopi. Selain itu, kegiatan ini juga membangkitkan semangat warga untuk terus berinovasi dan bekerja sama dalam mengembangkan desa,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi ini menunjukkan bahwa desa tidak bisa berjalan sendiri, tetapi perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi dan BUMN. Lebih lanjut, Misrinah menekankan bahwa dengan adanya pendampingan ini masyarakat Kebondalem semakin percaya diri untuk memasarkan produk kopi hingga ke luar daerah. Ia berharap kerja sama ini tidak hanya berhenti pada masa magang mahasiswa, tetapi dapat terus berlanjut dalam bentuk pendampingan berkelanjutan.

“Kami optimistis jika sinergi ini terus dijaga, maka perekonomian desa akan semakin berkembang dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat,” tambahnya.

Melalui kegiatan pendampingan ini, Perhutani kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung dunia pendidikan, memberdayakan masyarakat desa hutan, serta mendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Kolaborasi antara Perhutani, mahasiswa UGM, dan pemerintah Desa Kebondalem diharapkan dapat menjadi contoh nyata sinergi yang saling menguatkan. (Kom-PHT/Kdu/Eko)

Editor: Tri

Copyright © 2025