SUKABUMI, PERHUTANI (13/11/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi mendampingi Yayasan Kiara Bogor untuk melakukan penelitian Owa Jawa yang berada di Petak 48 F wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Hanjuang Tengah, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lengkong pada Jum’at (12/11).

Hadir dalam acara tersebut Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lengkong Dede Sutisna beserta jajaran, Perwakilan dari pemerhati lingkungan Sukabumi Tini, dan tim  dari Yayasan Kiara Bogor.

Administratur KPH Sukabumi melalui Dede Sutisna menyambut baik kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh tim Yayasan Kiara Bogor di BKPH Lengkong. Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa jenis satwa liar penting masih hidup di kawasan Pulau Jawa. Satwa-satwa liar tersebut berperan penting dalam rantai ekologi sebagai penjaga keseimbangan rantai kehidupan dan berkelanjutan ekosistem hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat beberapa satwa liar yang ada mulai terancam keberadaannya, termasuk Owa Jawa (Hylobates moloch).

“Semoga dengan penelitian ini semakin bisa menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Owa Jawa yang sekarang mulai terancam keberadaannya,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Tini menyatakan bahwa Owa Jawa merupakan spesies dengan daya punah relatif cepat lantaran monogamis yang hidup dalam kelompok kecil layaknya keluarga, yakni pasangan jantan dan betina dengan satu atau dua anak yang belum dewasa.

“Owa Jawa bisa menjadikan sustainability brand dan entry point untuk kelestarian sumberdaya alam lainnya. Kerja sama dengan Perhutani mengandung tiga mutuality, yaitu mutual aspect, mutual trust, dan mutual benefit,” katanya.

Sementara itu perwakilan dari yayasan Kiara, Klasta menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran Perhutani KPH Sukabumi  yang telah menerima dan mendampingi dalam pelaksanaan penelitian.

“Semoga apa yang kami dapat dalam penelitian ini bisa bermanfaat,” ucapnya. (Kom-PHT/Skb/HN)

Editor : Ywn
Copyright©2021