KEDU UTARA, PERHUTANI (05/11/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara bersama mitra kerja tebangan dan masyarakat sekitar hutan menggelar slametan di lokasi tebangan Petak 82B Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tlogopucang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Candiroto, Rabu (05/11). Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal sebelum memulai aktivitas tebangan, sekaligus mempererat hubungan kemitraan antara Perhutani dan masyarakat.
Slametan diawali dengan doa bersama yang dipimpin tokoh masyarakat setempat. Doa dipanjatkan sebagai ungkapan syukur dan permohonan kelancaran serta keselamatan bagi seluruh pekerja selama proses tebangan berlangsung. Seusai doa, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama di lokasi hutan menggunakan hidangan sederhana yang dibawa secara gotong royong. Suasana hangat dan penuh kebersamaan tampak terasa di antara para pekerja, petugas Perhutani, dan warga.
Administratur KPH Kedu Utara melalui Kepala BKPH Candiroto, Joko Supriyanto, menyampaikan bahwa slametan merupakan tradisi lokal yang sudah lama melekat dalam kehidupan masyarakat sekitar hutan. Perhutani, kata dia, menghargai dan mendukung pelestarian tradisi tersebut selama tidak bertentangan dengan ketentuan pengelolaan hutan.
“Kearifan lokal adalah bagian dari identitas masyarakat. Perhutani menghormati tradisi slametan sebagai wujud syukur dan permohonan keselamatan sebelum kegiatan tebangan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ruang silaturahmi antara Perhutani dan mitra kerja agar komunikasi tetap terjaga dengan baik,” ujar Joko.
Ia menambahkan bahwa kegiatan tebangan yang dilaksanakan di Petak 82B telah melalui perencanaan teknis, survei tegakan, serta perhitungan produktivitas dan keberlanjutan hutan.
“Kami memastikan kegiatan ini berlangsung sesuai regulasi dan kaidah kelestarian hutan,” lanjutnya.
Perwakilan mitra kerja tebangan, Muji, menyampaikan apresiasi atas pendampingan dan keterlibatan Perhutani dalam kegiatan tradisi tersebut. Menurutnya, slametan bukan hanya ritual, namun bentuk kebersamaan untuk menjaga keselarasan hubungan manusia dengan alam.
“Kami senang karena Perhutani ikut terlibat dan menghargai budaya kami. Kegiatan seperti ini membuat kami merasa lebih dekat dan saling memahami. Harapannya, pekerjaan dapat berjalan lancar dan aman bagi semua,” ujar Muji.
Kegiatan ditutup dengan penyampaian imbauan mengenai keselamatan kerja, tata cara tebang sesuai standar teknis, dan pentingnya menjaga kebersihan lokasi. Perhutani menegaskan komitmennya dalam mengelola hutan secara lestari dengan tetap menghormati budaya lokal serta memperkuat kemitraan dengan masyarakat. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)
Editor: Tri
Copyright © 2025