RANDUBLATUNG, PERHUTANI (02/06/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung bekerja sama dengan Saka Wanabakti Angkatan 41 menggelar kegiatan praktik patroli dan perlindungan hutan di Petak 22 dan sekitarnya, yang berada di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Banyuasin, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngliron, pada Sabtu (30/05) hingga Minggu (01/06).

Kegiatan diawali dengan patroli kawasan hutan, kemudian dilanjutkan dengan praktik perlindungan hutan yang berlangsung hingga malam hari. Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 14 anggota Saka Wanabakti dan didampingi oleh para pembimbing Supriyanto dan Alex. Turut hadir Kepala BKPH Ngliron, Kepala RPH Banyuasin, dan Kepala RPH Ngodo.

Administratur KPH Randublatung melalui Kepala BKPH Ngliron, Paryono, menyambut kehadiran peserta dan memberikan arahan terkait tugas-tugas penting dalam perlindungan hutan. “Adik-adik sudah menerima materi di sanggar Pramuka, dan hari ini adalah kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu tersebut di lapangan. Namun, diingatkan kembali bahwa dalam kegiatan perlindungan hutan, terdapat tiga tugas utama yang harus dipahami,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tugas pertama adalah preventif, yaitu patroli dan identifikasi terhadap potensi gangguan serta ancaman terhadap hutan. Tugas ke dua adalah preemtif, yang mencakup pendekatan persuasif melalui komunikasi sosial, penyuluhan, dan pembinaan masyarakat untuk mencegah tindak pidana kehutanan. Tugas ke tiga adalah represif, yaitu penindakan hukum terhadap pelaku kejahatan kehutanan yang kemudian diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Kepala Sub Seksi Hukum, Kepatuhan Agraria, dan Komunikasi Perusahaan sekaligus Sekretaris Pimpinan Saka Wanabakti, Junaidi, turut menyampaikan dukungan dan apresiasinya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kak Paryono dan jajaran BKPH Ngliron atas fasilitasi kegiatan ini. Saya harap adik-adik mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan semangat dan sungguh-sungguh. Jangan ragu bertanya kepada para instruktur jika ada yang belum dipahami,” pesannya.

Sementara itu, Ketua Dewan Saka Wanabakti, Kak Salma, menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti praktik lapangan ini.

“Melalui pengalaman langsung di lapangan, kami menjadi semakin paham bahwa tugas seorang rimbawan sangat berat. Harus berjalan kaki, menghadapi risiko di lapangan, hingga membangun komunikasi dengan masyarakat. Ilmu yang kami dapatkan sungguh berharga,” tuturnya.

Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk penguatan pendidikan karakter dan keterampilan bagi anggota Saka Wanabakti serta sekaligus upaya menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap kelestarian hutan sejak dini. (Kom-PHT/Rdb/Jun)

Editor: Tri

Copyright © 2025