PATI, PERHUTANI (23/05/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati bersama para pemangku kepentingan mengadakan kegiatan “Rembuk Bareng” guna membahas rencana penanaman agroforestri tebu di kawasan hutan wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngarengan, pada Jumat (23/05). Acara ini dilaksanakan di area Desa Wisata J’Kopy, Desa Jrahi Kabupaten Pati.

Rembuk bareng ini bertujuan sebagai langkah awal dalam persiapan pengembangan tanaman tebu berbasis agroforestri di wilayah pangkuan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Harapan Makmur Kecamatan Cluwak.

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Administratur KPH Pati beserta jajaran Kepala Seksi, Kepala BKPH Ngarengan Endro H. S., Kepala Desa Gesengan, serta Manajer Kebun dari PG Trangkil Pati.

Dalam kesempatan tersebut, Administratur KPH Pati, Sukmono Edwi Susanto, menyampaikan bahwa pihaknya tengah menjajaki potensi penanaman tebu dalam sistem agroforestri di kawasan BKPH Ngarengan. Ia juga membuka kemungkinan adanya dukungan dari Pabrik Gula (PG) Trangkil dalam bentuk kerja sama.

“Ada beberapa skema kerja sama yang bisa ditempuh sesuai dengan Peraturan Direksi Nomor 13 Tahun 2023 atau Nomor 06 Tahun 2024. Perlu dilakukan simulasi hasil panen sebagai dasar pertimbangan model kerja sama yang akan diambil,” terangnya.

Kepala Desa Gesengan sekaligus pelindung LMDH Harapan Makmur, Suyanto, menyampaikan dukungan penuh terhadap rencana penanaman tebu tersebut. Ia menjelaskan bahwa tanaman tebu perlu didukung dengan pembuatan demplot, mengingat mayoritas warga menggantungkan hidup dari kawasan hutan. Sosialisasi tentang tanaman tebu sudah pernah dilakukan sekitar tahun 2022, dan juga pernah memberikan edukasi mengenai budidayanya.

“Kami siap memberikan contoh dan berharap informasi mengenai kerja sama disampaikan secara satu pintu. Harapannya, kerja sama ini bisa segera terwujud dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS),” pungkasnya.

Sementara itu, perwakilan PG Trangkil, Hari, menyambut baik rencana kerja sama tersebut. Ia menilai program ini sejalan dengan program nasional swasembada pangan, khususnya komoditas gula.

“PG Trangkil siap mendukung dari sisi penyediaan bibit, traktor, dan sarana pengolahan lainnya. Tanaman tebu saat ini lebih menjanjikan dibandingkan ketela, karena produksinya bisa mencapai 80 ton per hektare,” tegasnya. (Kom-PHT/Pti/Rsw)

Editor: Tri

Copyright © 2025