JOMBANG, PERHUTANI (09/09/2022) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang melakukan panen perdana tebu di lokasi agroforestry tebu mandiri (ATM) yg dikembangkan tahun 2021, di petak 174, Resort Pemangkuhan Hutan (RPH) Ngujung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngujung Barat, yang secara administratif masuk Desa Ngujung Kecamatan Gondang, Nganjuk, pada Jum’at (09/09).

Panen perdana tersebut ditandai dengan pengangkutan tebu dan pemberangkatan dengan memecahkan kendi pada bagian depan truk pengangkut tebu yang dilakukan oleh Asisten Deputi Kementerian BUMM dan Rahman Fery Istianto bersama dengan Direktur Operaional Perum Perhutani Natalas Anis Harjanto.

Direktur Operasional Perum Perhutani Natalas Anis Harjanto mengatakan, bagaimana yang misalnya dulu dilahan satu hektar hanya menghasilkan sedikit, sekarang harus kita multiplay kan, paling tidak dari satu hektar ini bisa menghasilkan beberapa kali lipatnya, ujarnya.

Menurut dia dengan adanya agroforestry tebu mandiri di wilayah kerja Perhutani KPH Jombang ini, diharapkan juga bisa dilakukan pada tempat lain yang lahannya tidak produktif, sehingga lahan-lahan yang tidak produktif itu bisa menjadi lebih produktif, kata Anis.

Sementara Asisten Deputi Kementerian BUMM dan Rahman Fery Istianto dalam sambutan menyampaikan, ini salah satu bentuk sinergi didalam klaster kita antara Perhutani dan  PTPN X, ini sangat potensial untuk ketahanan pangan nasional.

Seperti diketahui bersama, bahwa kita dulu adalah sebagai eksportir gula, tapi sekarang kita menjadi importir gula, hal itu karena pertambahan jumlah penduduk yang sangat pesat.

Maka dari itu kebutuhan pangan harus ditambah, kita menyambut baik UU Cipta kerja, bersama kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait agroforestry yang sekarang sudah kita lihat manfaatnya, ujarnya.

Ahamdulilah, agroforestry tebu mandiri yang kita tanam pada bulan November 2021 ini, sekarang sudah bisa dipanen perdana.

Dari tebu ini kita juga sudah memikirkan dan merancang untuk ketahanan energi, dari setelah proses pengolahan gula.

Nanti bisa kita jadikan etanol sebagai sumber energi untuk mengurangi impor BBM lagi, karena pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, maka dari itu kita perlu mengurangi kebutuhan impor supaya apa yang ada dibumi ini, bisa kita manfaatkan secara maksimal, melalui klaster industri perkebunan dan kehutanan, terang Rahman Fery Istianto.

Hadir dalam kegiatan Asdep Kementerian BUMN, Direktur Oprasional Perhutani, Dirut PTPN X, Kadivreg Jawa Timur, Plt Bupati Nganjuk yg diwakilli Kepala Dinas Pertanian, LMDH Ngudi Lestari dan warga sekitar penerima santunan. (Kom-PHT/Jbg/Gn).

Editor : Uan

Copyright © 2022