Energi adalah kunci utama penggerak perekonomian di pedesaan hutan. Perhutani berkomitmen tinggi melestarikan sumberdaya hutan dan lingkungan di Jawa dengan memanfaatkan sumber-sumber air di dalam hutan Perhutani seluas 2,4 juta hektar. Penggunaan energi terbarukan menggunakan mata air sebagai sumber energi listrik merupakan kategori bisnis Green Energy bagi Perhutani di antara sembilan kategori produk Perhutani pasca Transformasi. Perhutani memilih Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) untuk itu.
PLTMH termasuk kategori energi terbarukan dan bersih. Pembangkit listrik skala kecil dengan menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, membuat relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan untuk instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Dari 772 sumber mata air dengan debit tinggi dan 127 air terjun multi fungsi yang ada, lebih kurang 350 mata air memiliki head atau energi jatuhan air yang tinggi. Seluruh mata air dalam hutan dikelola dengan metode konservasi dan rehabilitasi, salah satu keunggulan Perhutani menjaga kelangsungan ketersediaan air di Jawa.
Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro terletak pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan serta dapat mendorong masyarakat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air terjamin sekaligus tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH cukup murah karena menggunakan energi alam atau green energy.
Pada hari Jumat 11 Februari 2011, Plt Direktur Utama Perhutani, Haryono Kusumo dan Direktur PT Sangsaka Hidro Selatan, Rizka Armadhana menandatangani Perjanjian Kerjasama Usaha Pembangunan Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) disaksikan Ketua Dewan Pengawas Perhutani, Dr. Muslimin Nasution. PT Sangsaka Hidro Selatan memfasilitasi perencanaan dan pembangunan pembangunan listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di Curug Panjang KPH Bogor dan Curug Citambur KPH Cianjur karena dinilai faktor geografis (tata letak sungai) yang strategis. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai ), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Usaha pembangunan PLTMH tersebut untuk tujuan optimalisasi sumberdaya air sekaligus mewujudkan kebutuhan energi pedesaan yang ramah lingkungan.
Humas Perhutani