BOGOR, PERHUTANI (17/01) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor betempat di Wisata Bukit Caimandala, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cipayung, Bagian Kesatuan Pemangkuian Hutan (BKPH) Bogor, pada Selasa, (17/01).

Hadir pada acara tersebut  Administratur KPH Bogor Achmad Rusliadi, Wakil Administratur beserta segenap jajaran, Plt, Kepala  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Asep Sulaeman beserta rombongan, Kepala  Bisnis Managemen (KBM) Pemasaran Kayu, Hendra Siswanto serta dihadiri perwakilan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)  mitra kerja Perhutani KPH Bogor.

Pada kesempatannya Ahmad Rusliadi menyampaikan terimakasih atas kesediaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah  atau BPBD Kabupaten Bogor yang bersedia melaksanakan kerjasama dalam penanganan Bencana dengan Perhutani KPH Bogor.

“Kegiatan kerjasama antara Perhutani dengan BPBD selama ini sudah berjalan dengan baik , tetapi secara resminya baru saat ini dilaksanakan, ini berdasarkan instruksi dari Direksi agar seluruh KPH dapat melaksanakan kerjasama secara legalitas melalui Nota kesepahaman bersama dalam menangani bencana didalam kawasan hutan ” ujarnya.

Sementara itu Asep Sulaeman selaku menyambut baik kerjasama antara BPBD dengan Perhutani, semoga dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan baik dan lancar sebagaimana yang diharapkan bersama.

“ini merupakan bentuk sinergitas yang baik antara Pihak kami dengan Perhutani, harapanya kedepanya kita bisa bersama sama dalam upaya mencegah ataupun menanggulangi bencana alam” Ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut juga diisi materi mitigasi tentang bencana oleh Ponco selaku kepala  Seksi Kesiagaan BPBD  yang menyatakan bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.

“Bencana bisa disebabkan faktor alam dan non alam maupun faktor manusia, yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa  manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta  benda dan dampak psikologis, oleh karenanya kita harus tetap siap siaga” ujarnya.   (kom-pht/bgr/mul).