NGAWI, PERHUTANI (03/10/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi bersama pengelola Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) tanaman bersama di wilayah KHDTK Getas-Ngandong pada kamis (02/10).
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen bersama sesuai Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dengan Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara tentang Pemanfaatan Aset Dalam Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Gadjah Mada nomor : 903/KS/2022 dan nomor 65/PKS/Dir/2022 tgl 16 desember 2022.
Tim Monev terdiri dari jajaran Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi, Divisi Regional (Divre) Jawa Timur, Perwakilan Direksi dari Kantor Pusat Perhutani, serta tim dari KHDTK UGM. Kolaborasi ini menunjukkan keseriusan kedua belah pihak dalam mengelola kawasan hutan yang memiliki fungsi strategis untuk pendidikan, penelitian, pengembangan, dan pelatihan kehutanan.
Administratur Perhutani KPH Ngawi, Bayu Nugroho, menyampaikan, bahwa monev ini adalah bagian krusial dari tanggung jawab bersama. “Kami berkomitmen penuh untuk memastikan keberhasilan tanaman. Monitoring bersama ini adalah wujud sinergi dan tanggung jawab kami dalam rangka membangun hutan, sekaligus mendukung fungsi utama kawasan sebagai sarana pendidikan dan penelitian bagi UGM,” ujarnya.
“Dari hasil monev ini, kami dapat memperoleh data yang akurat mengenai keberhasilkan pembuatan tanaman berdasarkan tolok ukur prosentase tumbuh dan kondisi tanaman. Data ini menjadi dasar untuk tindakan pemeliharaan selanjutnya agar target pertumbuhan dapat tercapai secara optimal,” tambah Bayu.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan KHDTK Diklathut UGM, Tri Atmojo menyambut baik pelaksanaan monitoring bersama ini. “Kolaborasi dalam monev ini sangat vital. Bagi kami di UGM, keberhasilan pertumbuhan tanaman ini tidak hanya berarti pemulihan ekologis, tetapi juga menyediakan ‘laboratorium hidup’ yang representatif bagi mahasiswa dan para peneliti,” ungkapnya. “Data yang dihasilkan dari evaluasi bersama ini menjadi input yang sangat berharga untuk pengembangan ilmu kehutanan dan praktik pengelolaan hutan lestari yang lebih efektif di masa depan.” (Kom-PHT/Ngw/Put)
Editor:Lra
Copyright©2025