PIKIRAN-RAKYAT.COM (26/06/2025) | Perhutani KPH Purwodadi menggandeng PG Trangkil untuk memperkuat agroforestry tebu demi mendukung pemberdayaan masyarakat hutan.

Kerja sama ini juga mendorong ketahanan pangan nasional melalui pemanfaatan kawasan hutan produksi yang lebih produktif dan berkelanjutan.

Perjanjian kerjasama antara Perhutani KPH Purwodadi dan PG Trangkil ditandatangani di kantor PG Trangkil, Kabupaten Pati. Rabu, 25 Juni 2025.

Kolaborasi ini melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dari empat desa yang aktif menjalankan agroforestry tebu di kawasan hutan Perhutani.

Lahan yang dikelola seluas 63,76 hektare dan tersebar di 16 petak, masing-masing berada di wilayah BKPH Karangasem dan BKPH Tumpuk.

Peran LMDH sangat krusial karena mereka menjalankan penanaman, perawatan, dan pemanenan tebu di area hutan yang telah ditentukan bersama.

Sementara itu, PG Trangkil menyatakan komitmennya untuk menyerap seluruh hasil panen tebu dari masyarakat hutan secara langsung dan berkelanjutan.

Administratur Perhutani KPH Purwodadi, Untoro Tri Kurniawan, menekankan pentingnya dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar hutan.

“Kami berharap kerjasama ini berjalan baik dan saling menguntungkan, khususnya bagi LMDH sebagai mitra utama Perhutani,” ujar Untoro.

Ia juga menegaskan bahwa kepastian penyerapan hasil panen oleh pabrik akan membuat petani hutan semakin semangat menjaga kelestarian hutan.

“Semoga hasil panen tebu dari sistem agroforestry ini dapat terserap tepat waktu sehingga LMDH memperoleh profit maksimal,” tambahnya.

Pihak PG Trangkil juga mengungkapkan antusiasmenya atas kerja sama ini, mengingat kebutuhan bahan baku untuk musim giling tahun 2025 meningkat.

“PG Trangkil menargetkan menggiling 1,3 juta ton tebu tahun ini. Jaminan pasokan dari hutan sangat penting,” ungkap Ivo Verginanto.

Ivo menambahkan bahwa program ini juga memperkuat peran masyarakat dalam rantai pasok pertanian terpadu berbasis sumber daya lokal.

Pihak LMDH, sebagai pelaku utama di lapangan, menyambut positif kemitraan ini karena memberikan kepastian pasar dan peningkatan kesejahteraan.

“Agroforestry tebu ini memberi peluang besar bagi kami untuk meningkatkan kesejahteraan,” ujar Ketua LMDH Wana Tirta, Dwi Raharto.

Ia menilai kepastian penyerapan hasil tebu dari PG Trangkil membuat petani hutan bisa fokus merawat lahan dan hasil panen secara optimal.

Program ini juga menjadi contoh sinergi antar lembaga dalam mempercepat transformasi sosial ekonomi berbasis kehutanan sosial.

Lebih dari sekadar menanam tebu, kerja sama ini menunjukkan model pemberdayaan masyarakat hutan yang produktif dan berbasis industri.

Kolaborasi antara PG Trangkil dan Perhutani KPH Purwodadi dalam pengelolaan agroforestry tebu akan terus diperluas ke wilayah lain yang potensial.

Melalui kemitraan ini, pemberdayaan masyarakat hutan makin kokoh dan mendukung ketahanan pangan berbasis kehutanan terpadu secara nyata.

Sumber : pikiran-rakyat.com