PIKIRAN-RAKYAT.COM (06/08/2025) | Sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional, Perhutani KPH Purwodadi menjalin kemitraan strategis dengan LMDH dan PG Trangkil.
Langkah ini difokuskan pada optimalisasi lahan hutan dengan penanaman tebu seluas 16 hektare di wilayah BKPH Linduk, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan serta menyediakan bahan baku bagi industri gula nasional secara berkelanjutan.
Penandatanganan kesepakatan dilakukan pada Selasa, 5 Agustus 2025, di Kantor BKPH Linduk, dan disaksikan sejumlah pihak dari Perhutani, LMDH, serta PG Trangkil.
Kawasan hutan yang dimanfaatkan mencakup petak 193 D-2 RPH Plososenjayan dan petak 189-2 RPH Carat, masing-masing seluas 8 hektare.
Program ini dijalankan melalui skema kemitraan, di mana LMDH Tapak Bimo Lestari akan menanam tebu, dan hasil panennya disalurkan ke PG Trangkil.
“Perhutani mendukung penuh upaya ketahanan pangan melalui optimalisasi lahan kawasan hutan,” ungkap Kasi Produksi dan Ekowisata, Kastur.
Ia menambahkan, kemitraan ini menjadi bentuk sinergi antara Perhutani, masyarakat, dan industri, sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga sekitar hutan.
Enggar dari PG Trangkil juga menyambut positif kolaborasi ini dan mengakui bahwa kerja sama serupa telah berhasil diterapkan di wilayah lain.
Sebelumnya, PG Trangkil telah menjalin kemitraan dengan LMDH binaan Perhutani KPH Purwodadi di BKPH Karangasem dan Tumpuk seluas 63,76 hektare.
“Kerjasama ini mendukung terwujudnya swasembada gula nasional,” tegas Enggar saat menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat.
Ketua LMDH Tapak Bimo Lestari, Gunawan, optimis bahwa program ini akan membawa dampak ekonomi positif bagi anggotanya yang tinggal di kawasan hutan.
Ia menilai kemitraan ini tidak hanya menciptakan produktivitas lahan, tetapi juga mendorong semangat masyarakat mengelola hutan secara berkelanjutan.
Budidaya tebu di kawasan hutan menunjukkan bahwa fungsi ekonomi, sosial, dan ekologi dapat berjalan secara harmonis dan saling menguatkan.
Dengan skema seperti ini, Perhutani menunjukkan bahwa kawasan hutan bisa menjadi sumber kesejahteraan tanpa harus mengorbankan fungsinya.
Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Selain itu, program ini turut mendukung agenda transisi energi dan ketahanan pangan berbasis potensi lokal dan tata kelola hutan yang lestari.
Model kolaboratif semacam ini berpeluang menjadi percontohan nasional, khususnya di wilayah yang memiliki potensi kehutanan dan pertanian.
Pemanfaatan lahan hutan untuk komoditas strategis seperti tebu juga menjadi solusi produktif atas tantangan ketersediaan lahan pertanian.
Perhutani KPH Purwodadi berharap bahwa model ini bisa direplikasi di wilayah lain demi memperluas cakupan dampak sosial dan ekonomi.
Sebagai BUMN pengelola hutan negara, Perhutani berkomitmen menjaga keseimbangan antara konservasi, produktivitas, dan pemberdayaan masyarakat.
Melalui kemitraan dengan LMDH dan industri gula, Perhutani menunjukkan peran pentingnya dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Ke depan, keberhasilan budidaya tebu ini akan menjadi bukti bahwa sinergi hutan dan pangan bisa menjadi solusi jangka panjang yang berkelanjutan.
Sumber : pikiran-rakyat.com