PEMALANG, PERHUTANI (26/11/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pemalang, melaksanakan pembinaan karyawan sebagai upaya preemtif dan preventif dalam menjaga kelancaran tugas pengelolaan hutan. Kegiatan ini digelar pada Selasa (25/11), bertempat di Kantor Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cipero, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Tegal.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Administratur KPH Pemalang beserta wakilnya, Perwira Pembina Jagawana (Pabin Jagawana) KPH Pemalang, seluruh Kepala BKPH, serta Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) di lingkungan KPH Pemalang.
Administratur KPH Pemalang, Uum Maksum, dalam arahannya menyampaikan agar seluruh karyawan senantiasa mengedepankan rasa syukur, berpikir positif, dan menjauhkan diri dari pikiran negatif dalam menjalankan tugas.
“Bentuk tim yang solid dan jalin komunikasi yang intensif untuk menyampaikan informasi perkembangan di lapangan. Gali ide, gagasan, dan kreativitas agar perusahaan ini tetap eksis dan berkembang,” pesannya.
Ia, juga mengimbau agar media sosial maupun media informasi lainnya digunakan secara bijaksana, arif, dan penuh tanggung jawab. Menurutnya, pemberitaan negatif harus diminimalkan dan kegiatan positif insan Perhutani harus lebih banyak ditonjolkan di setiap level organisasi.
“Saat ini, segala sesuatu sangat mudah menjadi viral. Maka insan Perhutani, terutama petugas lapangan, harus mengedepankan pendekatan humanis. Isu atau kejadian berdampak negatif harus segera dilokalisasi dan dinetralisasi melalui koordinasi dengan penegak hukum, tokoh masyarakat, maupun insan pers, agar tidak berkembang menjadi bola liar. Update informasi ke manajemen juga penting agar data yang disampaikan kepada pihak eksternal tetap akurat,” tegasnya.
Sementara itu, Pabin Jagawana KPH Pemalang, Iptu Anton Wijaya, mengapresiasi tingkat kekompakan yang dimiliki jajaran KPH Pemalang. Menurutnya, hal tersebut menjadi modal penting dalam menjaga kawasan hutan sebagai aset negara.
“Dengan kekompakan, semua permasalahan pasti bisa diselesaikan dengan baik. Menjaga hutan yang tanpa pagar dan bersifat terbuka memerlukan kebersamaan, sinergi, dan sikap saling mengingatkan,” ujarnya.
Kegiatan pembinaan ditutup dengan patroli bersama pada petak-petak rawan serta lokasi yang memiliki potensi gangguan maupun permasalahan sosial. (Kom-Pht/Pml/Sks)
Editor: Tri
Copyright © 2025