PATI, PERHUTANI (30/07/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati menjalin sinergitas dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (MoU) dalam bidang penanggulangan bencana di kawasan hutan pangkuan Perhutani KPH Pati yang berada di wilayah administratif Kabupaten Kudus, Selasa (29/07).

Penandatanganan dilakukan di Aula Wana Wisata Pijar Park, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, antara Administratur KPH Pati dengan Kepala Pelaksana Harian/Korlak BPBD Kabupaten Kudus. Kegiatan ini turut disaksikan jajaran masing-masing instansi, Kepala Desa Kajar Bambang Totok Subiyanto, serta pengelola Wana Wisata Pijar Park.

Dalam sambutannya, Administratur KPH Pati, Sukmono Edwi Susanto, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Kepala Pelaksana BPBD beserta jajarannya. Ia juga menjelaskan bahwa wilayah kerja Perhutani KPH Pati meliputi beberapa kabupaten, yaitu Pati, Kudus, Jepara, Blora, dan sebagian Grobogan. Di Kabupaten Kudus, terdapat satu Asisten Perhutani, yaitu Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Muria Patiayam, dengan luas kawasan hutan sebesar 3.536,67 hektare. Dari jumlah tersebut, kawasan lindung Gunung Muria dan sekitarnya mencakup seluas 1.288,85 hektare.

“Semoga dengan terjalinnya sinergi yang semakin kuat ini, upaya penanggulangan bencana dapat lebih maksimal sehingga risiko kejadian yang tidak kita harapkan dapat diminimalkan. Pelestarian dan pengamanan hutan di wilayah KPH Pati, khususnya di Kabupaten Kudus, diharapkan bisa berjalan lebih optimal,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian/Korlak BPBD Kabupaten Kudus, Mudhir, menyambut baik inisiatif dari Perhutani KPH Pati yang mengajak BPBD untuk bersama-sama menangani kebencanaan, khususnya di kawasan hutan.

“Ini sejalan dengan tugas utama BPBD dalam menyampaikan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat mengenai kebencanaan, serta melakukan evakuasi, pertolongan, dan pemenuhan kebutuhan dasar apabila terjadi bencana. Dengan adanya MoU ini, kita bisa bekerja lebih terarah dan saling bahu-membahu dalam mengatasi bencana, baik kebakaran hutan dan lahan maupun bencana lain yang mungkin terjadi di kawasan hutan,” ujarnya.

Kepala Desa Kajar, Bambang Totok Subiyanto, juga menyampaikan rasa syukur atas terjalinnya kerja sama ini, mengingat sebagian besar warga Desa Kajar menggantungkan mata pencaharian mereka pada hutan. “Kami sudah membekali masyarakat dengan alat komunikasi HT, sehingga jika ada kejadian, bisa segera terdeteksi dan ditindaklanjuti,” jelasnya. (Kom-PHT/Pti/Rsw)

Editor: Tri

Copyright © 2025