RANDUBLATUNG, PERHUTANI (10/08/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung menerima kunjungan tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Persemaian Kapuan, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Menden, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Beran, pada Kamis (07/08).

Kegiatan yang berlangsung di Persemaian RPH Menden BKPH Beran ini dihadiri oleh Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Kepala BKPH Beran, Kepala RPH Menden, Ketua Tim BRIN beserta anggota, serta Mandor Persemaian Nanang.

Administratur KPH Randublatung melalui Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Endang Priyono, menjelaskan bahwa untuk mendapatkan kualitas kayu yang baik, diperlukan bibit yang unggul. “Di KPH Randublatung, lokasi persemaian dipusatkan di Dukuh Jipang, Desa Kapuan, Kecamatan Cepu. Lokasi ini berada dekat Sungai Bengawan Solo, yang merupakan salah satu syarat mutlak bagi persemaian,” jelas Endang.

Ia menambahkan, luas areal Persemaian JPP SP mencapai 2,0 hektare, terdiri atas 0,5 hektare untuk kebun indukan atau kebun pangkas, serta 1,5 hektare untuk pembuatan bibit, mulai dari tempat pencampuran media, bedeng aklimatisasi, shading area, open area, hingga lokasi bibit siap tanam.

Kepala BKPH Beran, Muslim, menambahkan bahwa di Persemaian Kapuan juga tersedia fasilitas MCK dan musala sebagai sarana ibadah bagi umat Muslim. Ia menjelaskan perbedaan fisik antara tanaman jati yang berasal dari benih lokal dan yang dihasilkan melalui stek pucuk secara vegetatif. “Secara daur, keduanya berbeda jauh. Dari biji, umur 60 tahun baru bisa dipanen dengan tebang habis (tebang A), sedangkan dari JPP SP, pada umur 30 tahun sudah bisa dilakukan tebang A,” terangnya.

Menurutnya, perbedaan fisik daun juga cukup jelas. “Jati dari biji memiliki daun berbentuk bulat dan cenderung kecil, sedangkan dari stek pucuk daunnya berbentuk bulat agak lonjong dan cenderung lebar,” ujarnya. Di open area persemaian, Muslim juga memaparkan adanya potensi serangan hama maupun penyakit seperti jamur, lodoh, stres tanaman, dan bercak (trotol-trotol). “Semua itu bisa diatasi, tentunya tergantung pada jenis penyakit atau hama yang muncul,” tambahnya.

Ketua Tim BRIN, Dhany Yuniati, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini. “Terima kasih atas kesempatan berkunjung ke Persemaian Kapuan milik KPH Randublatung. Kunjungan kami bertujuan mencari informasi dan data untuk riset yang sedang kami lakukan. Kami mohon bantuan agar dapat memperoleh data yang baik, salah satunya mengenai proses pembuatan bibit dari awal hingga siap tanam di lapangan,” ujarnya. (Kom-PHT/Rdb/Jun)

Editor: Tri

Copyright © 2025