RANDUBLATUNG, PERHUTANI (24/09/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung menerima kunjungan Buyer Denmark PT ScanCom Indonesia di petak tanaman jati wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kedungringin, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngliron, pada Selasa (23/09).

Kegiatan berlangsung di Petak 39A seluas 17,5 hektare tahun tanam 2011 dan Petak 40A seluas 23 hektare tahun tanam 2020. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Seksi (Kasi) Produksi dan Ekowisata, Kasi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Jadi Kurniawan, Kepala BKPH Ngliron Peryono, Kepala RPH Kedungringin Asmu’i, serta tim Buyer Denmark PT ScanCom Indonesia, Mrs. Martina, beserta rombongan.

Administratur KPH Randublatung, Herry Merkussiyanto Putro, melalui Kasi Produksi dan Ekowisata, Suwarno, menjelaskan bahwa proses penanaman jati di lapangan diawali dengan sejumlah tahapan persiapan. Ia turut memaparkan terkait kegiatan persiapan yang dimulai dari penentuan jenis dan pola tanam, penerbitan surat perintah kerja, pemeriksaan lapangan, pemancangan patok batas, pemasangan plang tanaman, pembangunan gubuk tanaman dan jalan pemeriksaan, hingga penerapan sistem tumpangsari. Selanjutnya dilakukan pembuatan dan pemasangan acir, pembuatan lubang tanam, pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang, kemudian penanaman dilakukan setelah persiapan sesuai dan musim hujan tiba.

“Dalam kegiatan ini masyarakat sekitar hutan turut dilibatkan, terutama dalam pola agroforestry melalui tanaman semusim seperti jagung maupun tanaman MPTS berupa buah-buahan seperti jeruk. Mekanisme tersebut diatur sesuai ketentuan yang berlaku agar masyarakat ikut menjaga dan memelihara tanaman jati,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa setelah penanaman, tahapan berikutnya adalah pemeliharaan yang dilakukan sejak tahun kedua hingga kelima, dilanjutkan dengan penjarangan. Pemeliharaan tahun ke dua dan ke tiga dilakukan pada triwulan I dan II berupa babat tumbuhan bawah, wiwil, dan dangir, sedangkan pada triwulan IV ditambah pemupukan anorganik. Pada tahun ke empat dan ke lima dilakukan pruning, babat tumbuhan bawah, dan dangir.

“Selanjutnya dilakukan penjarangan, yaitu tindakan silvikultur untuk memperoleh tegakan sehat dan kayu berkualitas pada akhir daur. Sebagai dokumentasi administrasi, dibuat Petak Coba Penjarangan dengan pelaksana lapangan dari mandor RKP,” tambahnya.

Perwakilan Buyer Denmark, Mrs. Martina, melalui penerjemah Septiningtyas PW dari PT ScanCom Indonesia, menyampaikan apresiasi atas kesempatan berkunjung ke petak tanaman jati Perhutani.

“Kami berterima kasih atas kesempatan ini. Tujuan kami datang ke Petak 39A dan 40A adalah untuk mengetahui secara langsung langkah-langkah penanaman, pemeliharaan, dan penjarangan. Hal ini menambah wawasan kami tentang pengelolaan tanaman jati yang dikembangkan oleh Perhutani KPH Randublatung,” ujarnya. (Kom-PHT/Rdb/Jun)

Editor: Tri

Copyright © 2025