BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (08/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan kehutanan dengan memberikan pembelajaran teknis kepada mahasiswa magang Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang. Materi kali ini berfokus pada teknik pemeliharaan hutan melalui pembuatan Petak Coba Penjarangan (PCP), yang dilaksanakan di petak 57 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sidomulyo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalisetail, pada Senin (08/12).

Mewakili Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Barat, Asisten Perhutani (Asper) BKPH Kalisetail, Johan Sandi menjelaskan, bahwa PCP merupakan tahapan penting dalam pemeliharaan hutan. Kegiatan ini dilakukan dua tahun sebelum pelaksanaan penjarangan, sebagai dasar penentuan kualitas tegakan yang akan dipelihara.

“Penjarangan hutan adalah tindakan silvikultur yang bertujuan menghasilkan tegakan sehat dan berkualitas pada akhir daur. Hasil kayu dari penjarangan bukan tujuan utama, tetapi merupakan hasil antara dalam rangka pembinaan tegakan,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa silvikultur merupakan ilmu, teknologi, dan seni dalam membina serta mengelola ekosistem hutan, meliputi pembenihan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan, dan pemantauan hutan baik di hutan alam maupun hutan tanaman.

“Melalui penjarangan, ruang tumbuh antar-pohon diatur sehingga pohon-pohon terbaik dapat berkembang optimal. Pada akhir daur diharapkan diperoleh massa dan kualitas kayu yang tinggi,” pungkas Johan.

Salah satu mahasiswa, Melani Stivandra Ayustin Isu, menyampaikan apresiasi kepada Perhutani Banyuwangi Barat atas ilmu baru yang diberikan mengenai pembuatan PCP sebagai bagian penting dari pengelolaan hutan berkelanjutan.

“Materi ini memberikan pemahaman bagi kami tentang bagaimana penjarangan dilakukan untuk memacu pertumbuhan, meningkatkan kualitas tegakan, dan menghasilkan kayu berkualitas tinggi sesuai prinsip Pengelolaan Hutan Lestari (PHL),” ujar Melani. (Kom-PHT/Bwb/Eko)

Editor:Lra
Copyright©2025