REPUBLIKA.COM (11/10/2025) | Gunung Manglayang yang berada di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menjadi sasaran aksi Bebersih Leuweung yang digagas Republika, Sabtu (11/10/2025). Aksi itu merupakan komitmen dalam menjaga lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.

Terik matahari tak menyurutkan semangat sekelompok relawan untuk bersih-bersih Gunung Manglayang yang berada di ketinggian 1.818 Mdpl itu. Beruntung terik itu bisa diredam sejuknya hutan Manglayang yang dipenuhi pohon disertai semilir angin.

Menenteng karung berwarna putih bertuliskan “Bebersih Leuweung”, mereka yang didominasi generasi muda itu mulai mendaki dari jalur Batu Kuda menuju puncak gunung itu. Sesekali relawan pecinta alam dan tim Republika rehat sejenak menghela napas, sembari sesekali mengabadikan momen dengan kamera atau gawai yang dibawanya.

Di sepanjang perjalanan yang melewati jalur dengan kemiringan sekitar 45 sampai 75 derajat yang hampir sepanjang jalan dipenuhi pohon pinus, mereka memungut sampah dan lainnya lalu dimasukan ke dalam karung. Hingga akhirnya mereka sampai puncak Gunung Manglayang.

“Seneng banget bisa ikut lagi acara Bebersih Leuweung bareng Republika. Sebelumnya udah pernah, dan sekarang ikut lagi,” ujar Muhammad Zidan Aulia Rahman (20), salah seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Zidan merupakan bagian dari Pecinta Alam Mahasiswa Olahraga (PAMOR) FPOK UPI Bandung, salah satu patner Republika dalam menjalankan aksi Bebersih Leuweung atau membersihkan hutan dalam tiga tahun terakhir.

Sebagai pecinta alam, Ia dan teman-temannya begitu menikmati pendakian di Gunung Manglayang kali ini. Sebab, bukan hanya menikmati alamnya saja, tapi bisa menjadi bagian untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Ia berharap ini bukan aksi terakhir, tapi bagian keberlanjutan pelestarian lingkungan.

“Yang namanya gunung pasti cape, tapi buat saya sebagai pecinta alam itu kalau udah sampai puncak jadi enggak kerasa. Luar biasanya lagi kali ini sepanjang jalan bisa mungutin sampah-sampah,” kata Zidan.

Zidan berharap, pesan dari aksi bersih-bersih ini bisa tersampaikan kepada masyarakat luas melalui Republika yang merupakan media media massa yang sudah menyebarluaskan informasi sejak tahun 1990-an.

“Jadi kalau pesan dari aksi ini tersampaikan, harapannya bisa ditiru di gunung-gunung lainnya. Ada aksi bersih-bersih seperti ini,” ujar Zidan.

Kepala Perwakilan Republika Jabar Sandy Ferdiana mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari program tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (enviromental, social, and governance/ESG) Republika. Menurut dia, salah satu upaya untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan adalah dengan menjaga lingkungan.

“Gunung itu yang paling sering dijamah wisatawan. Kadang ada beberapa wisatawan yang belum paham, bahwa gunung itu harus bebas dari sampah, khususnya sampah anorganik. Makanya kami lakukan gerakan pungut sampah anorganik,” kata dia.

Kepala Departemen Produksi dan PSDH Perhutani Divre Jabar-Banten Jabar Asep Setiawan berharap aksi seperti ini terus berkelanjutan, apalagi di wilayah Jawa Barat ini cukup banyak gunung atau hutan yang harus dijaga bersama-sama. “Kegiatan ini jangan hanya sekali dua kali masih, banyak gunung di Jawa Barat yang dikelola Perhutani. Jadi kita siap mendukung, support acara Bebersih Leuweung di tahap berikutnya,” kata.

Asep melanjutkan, Perhutani sendiri memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian dan kebersihan kawasan hutan atau gunung. Setiap tahunnya, kata dia, ada ribuan hektare lahan yang ditanami demi menjaga kelestarian itu.

“Harus juga ada kemanfaatan untuk masyarakat sehingga dalam pengelolaannya kita selalu melibatkan masyaraka. Imbauan kami untuk masyarakat selain bisa memanfaatkan, harapannya bisa berkelanjutan bisa lestari sehingga nantinya bisa dinikmati anak cucu,” imbuhnya.

Dalam aksi itu, Republika mendapat dukungan dari Bank BJB, Bank BJB Syariah, Eiger, Perhutani Divre Jabar Banten, Palawi, Rumah Wakaf, Eiger, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Pemprov Jabar serta sejumlah komunitas pecinta alam.

Sumber : republika.com