PIKIRAN-RAKYAT.COM (19/07/2025) | Dalam upaya memperkuat pemberdayaan masyarakat dan menyejahterakan karyawan, Perhutani KPH Purwodadi menggagas langkah konkret. Program tersebut diwujudkan lewat kerja sama antara BKPH Sambirejo dan LMDH Sendang Mulyo, melalui pengelolaan Petak Unit Bisnis (PUB) di kawasan RPH Sendangpakelan.
Pengelolaan PUB dilakukan di petak 75D seluas 2,5 hektare dan petak 76E seluas 1,4 hektare, dengan total luas 3,9 hektare dan ditanami buah bernilai ekonomi tinggi.
Sebanyak 1.500 pohon telah ditanam di lahan tersebut, terdiri dari 900 pohon jambu kristal dan 600 pohon alpukat yang berpotensi hasilkan nilai ekonomi besar. Pengelolaan dilakukan bersama antara petugas Perhutani dan anggota LMDH, menjaga keseimbangan antara usaha produktif dan kelestarian lingkungan hutan.
Administratur Perhutani KPH Purwodadi melalui Kepala BKPH Sambirejo, Susilo, menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan misi bisnis ramah lingkungan. “Kami dorong kolaborasi berkelanjutan yang bisa menambah penghasilan, tapi tetap memperhatikan ekosistem hutan,” ujar Susilo menjelaskan visinya.
Konsep Petak Unit Bisnis dinilai sebagai inovasi yang adaptif, menjawab tantangan pengelolaan hutan berbasis sosial-ekologis serta potensi ekonomi lokal.
Kepala RPH Sendangpakelan, Hero Prasetyo, menyebut pemilihan tanaman jambu dan alpukat karena mampu menjaga struktur tanah dan bernilai jual tinggi. “Tanaman ini tahan erosi, berbeda dari tanaman semusim yang sering memperparah kerusakan tanah,” kata Hero tentang strategi tanam jangka panjang mereka.
Selain mengelola lahan, proyek ini juga menanamkan nilai tanggung jawab kolektif, membangun ikatan kuat antara masyarakat dan kelestarian hutan.
Ketua LMDH Sendang Mulyo, Musringan, menyampaikan bahwa kepercayaan Perhutani kepada masyarakat harus dijaga dengan hasil yang bermanfaat bersama.
“Semoga hasil panen bisa menambah penghasilan warga dan menjauhkan niat menebang pohon ilegal,” ujar Musringan penuh harap dan rasa syukur.
Program PUB menjadi bukti konkret bahwa kehutanan tak melulu tentang eksploitasi, tapi bisa menjadi ladang edukasi, produksi, dan konservasi. Melalui pendekatan kolaboratif ini, Perhutani tak hanya menjaga hutan, tetapi juga membuka peluang ekonomi hijau yang inklusif untuk masyarakat desa.
Proyek ini sekaligus menjadi jawaban atas isu lingkungan dan ketimpangan ekonomi yang sering menghantui kawasan penyangga hutan seperti Sambirejo. Dengan keberhasilan awal 1.500 pohon, diharapkan akan tumbuh kepercayaan lebih luas untuk mereplikasi model ini di RPH-RPH lain dalam lingkup KPH Purwodadi.
Tak hanya memperkaya kawasan secara ekologis, tapi juga menjadi sumber penghidupan jangka panjang yang bisa diwariskan lintas generasi.
Melalui program Petak Unit Bisnis ini, sinergi antara Perhutani, KPH Purwodadi, dan LMDH terbukti menghasilkan manfaat ganda: ekonomi dan ekologi. Keberlanjutan program ini akan bergantung pada komitmen bersama menjaga hutan sembari memanen berkah dari alam tanpa merusaknya.
Langkah Perhutani KPH Purwodadi bersama LMDH mengelola Petak Unit Bisnis ini patut jadi contoh, bahwa masa depan hutan ada di tangan kolaborasi.
Sumber : pikiran-rakyat.com