ANTARANEWS.COM (21/09/2022) | PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dan Perum Perhutani meluncurkan sejumlah bibit dan produk unggul perkebunan dan perhutanan hasil riset dari Indonesia Plantation & Forestry Research Institute (IP-FRI) untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam menjawab ancaman krisis energi dan krisis pangan.

Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury dalam sambutannya pada peluncuran produk hasil riset IP-FRI di Jakarta, Rabu, mengatakan produk unggulan untuk meningkatkan produksi gula, kelapa sawit, hingga kayu diharapkan dapat menutupi berbagai kebutuhan pangan dan industri yang masih impor.

“Tantangan food security dan energy security yang bisa menjadi solusi ke depannya harapannya di Perhutani dan PTPN Grup,” kata Wamen BUMN Pahala Mansury.

Direktur Utama PTPN 3 M Abdul Ghani mengatakan pihaknya akan mengeluarkan hasil riset berupa lima varietas tebu yang bisa meningkatkan kapasitas produksi. “Akhir tahun ini mudah-mudahan akan keluar nanti lima varietas tebu, sudah kita usulkan juga ke Kementerian Pertanian,” ujarnya.

Varietas tebu tersebut akan digunakan oleh PTPN dalam program revitalisasi gula di perusahaan holding perkebunan tersebut.

Pahala menyebutkan pentingnya peningkatan kapasitas produksi tebu untuk memproduksi gula guna memenuhi kebutuhan nasional. Dia menyebutkan saat ini Indonesia masih impor gula sebanyak 4 juta ton per tahun untuk konsumsi dan industri.

“Saat ini kita impor cukup besar, 4 juta ton per tahun. Padahal kita bisa produksi gula konsumsi, diharapkan lima tahun mendatang Indonesia swasembada gula konsumsi, dan sebagian kebutuhan industri dapat dipenuhi,” ujar Pahala.

Wamen BUMN itu menyebutkan produksi gula tersebut ke depannya juga bisa dimanfaatkan untuk produksi etanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) layaknya biodiesel.

Secara bertahap, kata dia, Indonesia akan menerapkan kebijakan kandungan 5 persen etanol (E5) pada bensin hingga 10 persen etanol (E10) ke depannya.

Pahala mengatakan hal itu merupakan jawaban untuk tantangan ancaman krisis pangan, sekaligus krisis energi.

Sementara Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan pihaknya telah mengembangkan klon pohon jati dengan pertumbuhan lingkar batang dua kali lebih cepat dibandingkan jati pada umumnya.

Pihaknya telah mengembangkan pohon jati yang bisa memiliki lingkar batang selebar 40 cm dalam kurun waktu 20 tahun. Pertumbuhan lingkar batang tersebut hanya memakan waktu separuhnya dari pertumbuhan pohon jati pada umumnya yang hanya bertambah 1 cm per tahun.

IP-FRI dibentuk pada Juli 2021 oleh Holding Perkebunan PTPN III bersama Perum Perhutani yang bertujuan untuk melakukan riset dan inovasi terkait perkebunan dan perhutanan dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan.

Sumber : antaranews.com

Tanggal : 21 September 2022