MOJOKERTO, PERHpasukan masjapahit@2014UTANI, (1/11) Saka Wanabakti Perhutani Mojokerto Ikut berbagai aktivitas kegiatan dalam rangkaian menyambut Bulan Berkunjung Majapahit digelar selama tiga hari berturut-turut. Pagelaran dimulai Festifal Macapat, Ruwat Sukerto massal dan ditutup dengan dengan Kirap Agung Nuswantara Majapahit. Sabtu.

Warga dan berbagai komponen masyarakat, lembaga sosial, pemerintah, swasta sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Sembilan desa sekecamatan Trowulan menampilkan berbagai macam kreasi dan kearifan lokal diantaranya desa Watesumpak menyuguhkan tekhnik pande besi pembuatan alat alat pertanian pada jaman dulu dan atraksi pembuatan patung batu. Tidak itu saja kemeriahan kirab kali ini didukung pasukan berkuda ala Majapahit dari kelompok Tengger Probolinggo, parade Hindu Dharma Indonesia, Pemda Jombang yang menampilkan kereta Majapahit serta paguyuban para seniman Trowulan. Siswa SMA / SMK, mahasiswa dan tak lupa anggota Pramuka Saka Wanabakti terlibat mensukseskan acara akbar tersebut.

Kirab Agung Nuswantoro Majapahit ini merupakan rasa ungkapan terima kasih atas warisan budaya yang diberikan kepada generasi penerus.

Hadir dalam acara ini Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Timur, pengurus taman budaya Surabaya, BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Timur di Trowulan, Bupati Mojokerto H. Mustofa Kamal Pasa, SE, Kepala Dinas Pariwisata dari berbagai daerah antara lain Surabaya, Jombang, Gresik, Lamongan dan Malang. Juga hadir Sekda Kabupaten Mojokerto para SKPD, Kapolres, Dandim 0815, pemerhati dan para budayawan, Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto serta tokoh masyarakat.

Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (MKP) menyampaikan bangga dan haru atas terselenggaranya acara ruwat agung nuswantoro yang berjalan dengan khidmat. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para partisipan, budayawan dan semua pihak yang mana dengan itikad baik dan rasa kebersamaan maka acara seperti ini dapat berjalan dengan lancar. Menyinggung condro sengkolo brahmono suci hambuko nuswantoro beliau menjelaskan, filosofi tersebut menceritakan tentang perubahan tatanan birokrasi pada saat itu dari pemerintahan Tribuana Tungga Dewi menuju ke pemerintahan Hayam Wuruk, pada era Hayam Wuruk inilah Majapahit mencapai puncak keemasannya yang dipelopori oleh maha patih Gadjah Mada.

Selanjutnya dilaksanakan beberapa tanda penghargaan berupa, penyerahan tropy macapat, gamelan ke 4 desa yang secara simbolis diserahkan ke desa Begagan Limo. Juga digelar launching website design promosi pariwisata kabupaten Mojokerto, buku inventarisasi cagar budaya dan bantuan sepeda motor kepada koordinator objek Troloyo serta pengukuhan Badan Promosi Pariwisata Daerah.

Usai kirab, di pelataran Pendapa Agung Trowulan, peserta menyerahkan “simbol-simbol” berupa payung gringsing udan wiris kepada Kepala Kejaksaan negeri Mojokerto, tombak samudra ke Kapolres Mojokerto dan bendera gulo klopo merah putih ke Dandim 0815 Mojokerto. (Kom PHT Mojokerto / Eko Eswe)

Editor  :  Dadang K Rizal

@copyright 2014