SURAKARTA, PERHUTANI (31/05/2025) | Di tengah tantangan ekonomi yang makin kompleks, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Hamilul Qur’an yang berlokasi di Jl Raya Klaten – Solo KM 5 Ceper Klaten, menghadirkan terobosan pendidikan berbasis kemandirian melalui program Santripreneur. Inisiatif ini mengintegrasikan pembelajaran agama dengan pelatihan kewirausahaan praktis. Para santri tidak hanya dididik untuk menjadi penghafal Al-Qur’an, tetapi juga dibekali keterampilan wirausaha agar mampu mandiri secara finansial dan berkontribusi pada masyarakat. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta pada Selasa (27/05) melakukan survei Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) pada lokasi tersebut.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat dan penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Perhutani KPH Surakarta mendukung pengembangan program ini di PPTQ Hamilul Qur’an. TJSL merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pembangunan sosial, pendidikan, dan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan.
Administratur KPH Surakarta, Ronny Merdyanto, menyampaikan apresiasinya atas upaya pesantren dalam memberdayakan generasi muda melalui jalur kewirausahaan. “Perhutani sangat mendukung program Santripreneur ini. Gagasan ini sejalan dengan visi Perhutani dalam penguatan UMKM dan pemberdayaan masyarakat melalui TJSL. Perhutani siap membantu memperluas jejaring distribusi dan promosi produk santri ke wilayah-wilayah binaan Perhutani,” ujarnya.
Pimpinan PPTQ Hamilul Qur’an, Ustaz M. Shofi Alkhoirodaí, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar aktivitas tambahan, melainkan bagian dari visi besar pesantren: mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang tangguh secara spiritual dan berdaya secara ekonomi. “Kami ingin membentuk santri yang tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga mampu menjadi pelaku usaha yang mandiri dan menciptakan lapangan kerja,” ungkapnya.
Tim Survei TJSL dari Perhutani KPH Surakarta yaitu Kepala Seksi Madya Keuangan, SDM, Umum dan IT, Dionysius Andi Pradana Putra, beserta staf. Ke depan, dukungan strategis melalui program TJSL dari Perhutani diharapkan menjadi katalisator bagi penguatan Santripreneur, baik dari sisi kapasitas produksi, inovasi produk, hingga perluasan pasar. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa sinergi antara lembaga pendidikan berbasis keagamaan dan perusahaan milik negara dapat menciptakan dampak sosial yang luas, membentuk generasi santri yang Qur’ani, mandiri, dan adaptif menghadapi tantangan ekonomi masa depan. (Kom-PHT/Ska/Mar)
Editor: Tri
Copyright © 2025