petak tanaman GP3K di bawah tegakan Kayu Putih, BKPH Kemlagi, Perum Perhutani KPH MojokertoMOJOKERTO, PERHUTANI (24/9) | Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) Perum Perhutani KPH Mojokerto telah berhasil mendorong peningkatan produksi pangan dengan nilai mencapai 149 Miliar untuk menopang ketahanan pangan di wilayah kerjanya yang meliputi Kabupaten Jombang, Lamongan dan Mojokerto sendiri.

“Melalui Program GP3K, kita berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas ketahanan pangan dengan meningkatkan produktivitas pertanian di bawah tegakan hutan, utamanya komoditas padi, jagung dan kedelai,” ujar Kepala Biro GP3K Perhutani, Moh. Faiz Afif Saleh, saat mengikuti tim verifikasi GP3K dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di KPH Mojokerto, Selasa siang.

Dikatakan Faiz, implementasi GP3K yang dilaksanakan Perhutani KPH Mojokerto berjalan dengan memuaskan. Selain penyaluran dan pengembalian program pinjaman GP3K lancar, realisasi penanaman GP3K tercapai.  “Dan terpenting sinergitas bersama para pihak dan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) berjalan dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu Administratur Mojokerto, Widhi Tjahjanto, mengatakan bahwa kontribusi produksi pangan dari kawasan hutan cukup besar. Pada tahun 2012, dari 8.438 hektare kawasan hutan yang ditanami melalui program GP3K telah berkontribusi memproduksi 52.360 ton pangan dari tiga komoditas yaitu padi, jagung dan kedelai dengan nilai minimal Rp. 149 Milyar.

(HMS MOJOKERTO/EKO ESWE)