Selasa, 12 Februari 2013 17:28

Fiqhislam.com – Menteri BUMN Dahlan Iskan menunjuk Upik Rosalina Wasrin untuk menjadi Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero). Siapa ia?
Dahlan mengangkat Upik Rosalina Wasrin setelah Kaharuddin yang menjabat sebagai Dirut PT Sang Hyang Seri (Persero) diberhentikan dari jabatannya akibat tersangkut kasus dugaan korupsi pengadaan bibit. “Terhitung hari ini (Selasa, 12/2) Upik sudah mulai aktif memimpin Sang Hyang Seri,” kata Dahlan usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Jakarta, Selasa.
Upik Rosalina Wasrin adalah Asisten Deputi Kementerian BUMN Bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Lahir di Jakarta pada 11 Maret 1956, latar belakang Upik cukup lengkap, yakni peneliti, akademisi dan paham manajemen korporasi.
Mengawali karirnya di Perhutani sebagai Direktur Produksi pada 2005. Pada 2008 sampai 2009 dipercaya sebagai Direktur Umum Perhutani. Sejak 2009 sampai saat ini aktif sebagai Direktur Utama. Selain bekerja di Perhutani, Upik Rosalina Wasrin aktifsebagaiassociate Professor di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Indonesia.
Masa kecil Upik dinikmati di beberapa tempat, seperti Kalimantan dan Papua. Ayahnya, Lukmanul Hakim Djailani, asal Maninjau Sumatera Barat, adalah seorang tentara. Sedang Ibunya, Marheni, orang Jawa Barat. Ia anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Keenam kakaknya semuanya laki-laki.
Hidup berpindah-pindah, Upik akhirnya menetap di Jakarta sejak SD kelas 5. Lulus sekolah dasar, ia melanjutkan sekolahnya di SMPN 4 Jakarta, Lapangan Banteng, lalu SMAN 1 Jakarta, di Jl. Budi Utomo.
Upik semula bercita-cita menjadi arsitek. Namun, niat itu gugur lantaran keder melihat biaya kuliah yang tinggi di Universitas Trisakti. Ia pun melamar ke ITB, IPB dan UGM. Pilihan susut jadi dua, karena UGM dinilai terlalu jauh. Di ITB ia pilih Biologi sedang di IPB ia pilih Kehutanan. Upik pun pada 1975 akhirnya masuk ke IPB, yang lebih dulu mengumumkan penerimaannya.
Di dunia kemahasiswaan, Upik cukup aktif di beberapa organisasi, seperti Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) dan Dewan Mahasiswa. Ia pun mengenal Mustafa Abubakar, yang ketika itu menjadi ketua MPM.
Upik muda juga aktif di berbagai asosiasi profesi seperti Forest Management Student Club. Pengalaman yang berkesan di waktu mahasiswa adalah ketika ia bersama lima teman, yang semuanya laki-laki, tersesat di Gunung Salak. Untung, di hari keenam, mereka bisa menemukan jalan keluar. Padahal rektorat sudah menyiapkan peti mati.
Lulus kuliah, Upik bekerja di Biotrop selama 12 tahun, atas ajakan direktur SEAMEO BIOTROP (Southeast Asean Minister of Education Organization for Biology Tropical).
Ia pun mendapat kesempatan program fellowship scholarship yang menawarkan beasiswa bagi peneliti ke Perancis. Upik kuliah S2 di Universitas Paul Sabatier, Toulouse III,bidang Ilmu Remote Sensing (potret udara) untuk hutan tropika.
Tahun 1983 ia meraih gelar S2 (DEA/Diplome D’ Etude Approfondies) dan melanjutkan ke S3 di Universitas yang sama di bidang Ilmu Ekologi Hutan, penginderaan jauh satelit untuk aplikasi kehutanan dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk penerapan pengelolaan hutan.
Pada 1995, Upik dipercaya menjadi Wakil Dekan I Fakultas Kehutanan IPB dan pada 2000, ia ditugaskan Rektor IPB untuk mengurusi hutan pendidikan IPB di Jambi.
Setelah kenyang di dunia penelitian dan pendidikan, baru pada 2005, Upik menjejakkan kaki di dunia korporasi. Ibu dua anak ini diangkat jadi Direktur Produksi Perum Perhutani. Menurutnya, tugas utamanya sebagai direksi adalah berkomunikasi dan meyakinkan orang agar gagasannya bisa diikuti.
Hal strategis yang dilakukannya di Perum Perhutani adalah mentransformasi mindset bisnis dari kayu ke non kayu. Pasalnya, kayu itu hanya memiliki 5% dari seluruh manfaat hutan. Sedang 95% manfaat hutan lainnya yang masih berpotensi, seperti air, carbon trading, dan obat-obatan dari hutan.
Ketika ia dipercaya jadi Plt Dirut (2008) hingga diangkat penuh pada 2009, Upik menekankan pentingnya pembenahan SDM. Untuk itu, ia minta Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogya mendesain CBHRM (Competency Based Human Resource Management). Artinya, semua pengelolaan SDM berbasis kompetensi.
Meyakini dirinya hanyalah pemain yang bisa ditempatkan dimana saja untuk berbuat yang terbaik, Upik pun menerima ajakan Menteri Mustafa Abubakar untuk memperkuat Kementerian BUMN. Ia menilai, ajakan Menteri itu ada hubungannya dengan rencana pembenahan BUMN Kehutanan yang selama ini ia geluti.
Mungkin keyakinan itu pulalah yang membuat Upik kini menerima pinangan Dahlan Iskan untuk menjadi Dirut PT Sang Hyang Seri (Persero), menggantikan Kaharuddin yang terjegal masalah korupsi. [yy/inilah]