KEDU SELATAN, PERHUTANI (26/11/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan, menghadirkan inovasi alat transportasi sederhana untuk membantu warga desa hutan yang harus melintasi sungai saat beraktivitas menuju kawasan hutan, Rabu (26/11).

Inovasi tersebut berupa alat transportasi air yang terbuat dari bambu, kayu, ban bekas, serta jeriken bekas, atau yang dikenal sebagai getek. Gagasan ini muncul dari tim Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sadang, yang diketuai oleh, Sukissno. Ide tersebut lahir karena kondisi wilayah desa yang apabila memasuki musim hujan, akses warga desa hutan—yang mayoritas bekerja sebagai penyadap dan petani hutan—menjadi sangat terhambat oleh sungai berarus deras dan berukuran lebar.

Getek merupakan alat transportasi air tradisional yang dibuat dari rangkaian bambu atau kayu yang diikat. Getek biasa dimanfaatkan untuk mengangkut penumpang maupun barang dan menjadi sarana praktis terutama di wilayah yang minim keberadaan jembatan.

Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sadang, Sukissno, selaku ketua tim inovasi menyampaikan bahwa tujuan pembuatan getek adalah untuk mempermudah akses warga menuju hutan, baik untuk menyadap, bertani, maupun mencari rumput. Hal ini karena antara hutan dan permukiman penyadap dipisahkan oleh sungai berarus deras yang pada musim hujan semakin melebar hingga mencapai sekitar 60 meter.

“Pembuatan getek dilakukan secara swadaya, baik untuk penyediaan material maupun tenaga. Prosesnya dilakukan bersama oleh karyawan Perhutani serta warga desa hutan yang tergabung dalam Kelompok Tani Sadap (KTS) Tempat Penampungan Getah (TPG) Paladipa. Pembuatan getek menelan biaya kurang lebih tiga juta lima ratus ribu rupiah, alhamdulillah dari kantong pribadi saya. Mudah-mudahan dengan berkolaborasi dan bersinergi, permasalahan dapat kita atasi bersama dan membawa keberkahan berupa meningkatnya hasil sadapan serta hasil bumi,” ujarnya.

Cara kerja getek pun sangat sederhana. Getek yang dirakit dari bambu dan kayu dilengkapi pelampung dari jeriken plastik dan ban truk bekas. Untuk menggerakkan getek, dipasang tali besar yang dibentangkan melintasi sungai. Dengan menarik tali tersebut, getek dapat bergerak menyeberangi sungai.

“Kapasitas angkut getek bisa mencapai 500 kilogram,” jelas Sukissno penuh semangat. (Kom-PHT/Kds/Rwi)

Editor: Tri

Copyright © 2025