JAWAPOS.COM (23/5/2017) | Kampung Apache yang terletak tak jauh dari areal bumi perkemahan Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumi Aji Kota Batu makin menjadi magnit tesendiri bagi para wisatawan. Terutama bagi mereka yang ingin sensasi tidur dalam sebuah tenda mirip rumah tinggal milik suku Indian Amerika.

Ada 20 tenda mirip dengan rumah tinggal suku Indian, berdiri di sela-sela rimbunnya pepohonan pinus cemara. Setiap tenda berukuran 4×4 meter itu sudah ada tempat tidur untuk dua orang, televisi, meja dan kursi serta lampu penerangan. Selain itu ada kamar mandi pribadi dihubungkan dengan pintu dengan tenda Indian.

Untuk menginap semalam dikenakan Rp 500 ribu per tenda. Harga itu sudah termasuk makan malam dan sarapan pagi untuk dua orang. Lumayan bagi pasangan muda yang sedang honeymoon ataupun bagi keluarga dengan dua anak. Karena satu tenda itu bisa menampung empat orang.

Bila tidak ingin bermalam, pengunjung bisa bersantai sejenak di café yang cukup representative sambil menikmati suasana teduhnya pohon pinus cemara dan sejuknya udara. Pengunjung bisa juga selfie di tempat itu, karena ada sejumlah tempat selfie yang disiapkan.

Lokasi wisata yang milik KPH Perhutani Malang ini hampir setahun berdiri. Untuk mencapainya juga tidak terlalu sulit. Bisa ditempuh dalam waktu 25 menit dari pusat Kota Batu.

Kepala Urusan Humas KPH Perhutani Malang, Gatot Sulis Wardoyo mengatakan, Perhutani terus mengembangkan wisata rumah tinggal suku Indian kedepannya. Beberapa spot selfie akan dibangun. ‘’Karena respon wisatawan cukup positif, maka aka nada penambahan spot yang membuat krasan pengunjung. Termasuk penambahan spot selfie,’’ jelasnya.

Menurut Gatot, selama ini setiap minggunya rata-rata ada 30 tamu yang menginap di rumah tinggal suku Indian itu. Namun tamu yang tidak menginap sehari bisa mencapai 40 pengunjung. ‘’Kalau hari weekend dan hari minggu jumlah pengunjung bisa tiga kali lipat,’’ jelasnya.

Sebenarnya selain rumah tinggal suku Indian, di area wisata Coban talun juga ada rumah bakupon atau Bakupon Camp. Bakupon camp ini dibangun setelah rumah tinggal suku Indian selesai pada Juni tahun 2016.

Bentuknya mirip rumah burung dara tradisional. Untuk menginap, tamu dikenakan Rp 500 ribu per malamnya. Lokasinya memang berbeda. Rumah Bakupon ini berada jauh di depan tak jauh dari lokasi perkemahan. Menariknya untuk di Lokasi Rumah Bakupon, pengunjung bisa membuat api unggun. Setidaknya untuk mengurangi dinginnya malam di Coban Talun. Selain itu di lokasi Bakupon camp ini juga ada fasilitas untuk outbond dan playground.

Sumber : jawapos.com

Tanggal : 23 Mei 2017