BANYUMAS TIMUR, PERHUTANI (29/12/2021) | Bertempat di Hutan Pinus Limpakuwus (HPL) Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Baturaden, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet Barat, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur bersama civitas Universitas Gajah Mada (UGM) mengadakan Pelatihan Sadapan Pinus Dengan Metode Bor, Rabu (28/12).

Bertindak sebagai narasumber, Guru Besar UGM Profesor Dr. Mochtar Ainun Na’im dan Peneliti Utama Perhutani Forestry Institute (PeFI) Padang Jayanto. Hadir pula dalam kegiatan, Kepala Divisi Produksi Kantor Pusat Ema Ismariana, Kadep Produksi HHBK Sugi Purwanta, Kadep Produksi dan Ekowisata Divre Jateng Herdian Suhartono, 7 Administratur yakni dari KPH Banyumas Timur, Banyumas Barat, Kedu Selatan, Kedu Utara, Pekalongan Timur, Pekalongan Barat, Surakarta, masing-masing bersama jajaran kepala BKPH.

Kepala Divisi Produksi Kantor Pusat, Ema Ismariana menjelaskan bahwa terobosan perubahan metode dari sadapan sistim quare ke metode bor dibarengi dengan kebijakan sadapan tahun 2022 yang kaitannya dengan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dalam hal ini para penyadap di lapangan, sarana prasarana pendukung, untuk tetap memperhatikan mutu getah. Ia pun berharap hasil pelatihan dipahami dengan baik oleh para peserta sehingga dapat diterapkan di wilayah kerja masing-masing untuk peningkatan produksi getah pinus.

Profesor Na’im dalam paparannya menyampaikan bahwa tindakan silvikultur pada lokasi sadapan dan tanaman harus tetap dijalankan sehingga pohon akan tumbuh dengan baik. Sedangkan Peneliti Utama dari PeFI, Padang Jayanto manyampaikan teori dan praktek cara sadap dengan metode bor, dengan harus memperhatikan faktor keberlangsungan yang mengacu pada kelestarian produksi baik kayu dan getah dan antisipasi adanya kerusakan kayu maupun pohon tumbang. Setelah praktek, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab peserta. (Kom-PHT/Byt/Rhm)

Editor : Ywn

Copyright©2021