SEMARANG, PERHUTANI (18/04/2025) | Di tengah rimbunnya hutan jati Blora, tersembunyi sebuah destinasi wisata alam yang memesona — Goa Terawang. Terletak di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Goa ini dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora yang menawarkan pemandangan eksotis yang jarang ditemukan di tempat lain.

Keunikan Goa Terawang terletak pada lubang-lubang alami di langit-langitnya yang memungkinkan sinar matahari masuk, menciptakan efek pencahayaan dramatis yang memperindah stalaktit dan stalagmit di dalamnya. Tak heran, goa ini menjadi favorit bagi wisatawan dan pecinta fotografi.

Goa Terawang berjarak sekitar 33 kilometer dari pusat Kota Blora atau 107 kilometer dari Semarang. Akses menuju lokasi cukup mudah dengan jalanan yang sudah mulus. Untuk pengalaman terbaik, datanglah saat pagi atau sore hari. Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah goa menciptakan pemandangan spektakuler dan efek cahaya yang menakjubkan. Jika beruntung, pengunjung juga bisa menyaksikan pantulan air dari sendang alami yang menambah suasana mistis di dalam goa.

Kini, Goa Terawang bukan sekadar wisata alam biasa. Kawasan ini telah disulap menjadi eco park yang memanjakan mata dan menambah kenyamanan pengunjung. Lampu-lampu artistik menghiasi goa, memberikan suasana magis di dalamnya. Selain itu, tersedia tempat duduk santai — kafe dengan kopi khas Blora, serta fasilitas modern lainnya yang membuat wisatawan betah berlama-lama menikmati pesona goa ini.

“Saya suka berkunjung ke sini karena memiliki suasana yang sejuk dan asri, ditambah banyak monyet-monyet yang berkeliaran bebas. Selain itu, di sini ada kafe di dalam goa yang menambah nilai plus Goa Terawang. Kalau saran saya, paling cocok datang dari pagi menjelang siang,” ucap Veronica, Tiva salah satu pengunjung.

Tak hanya keindahan visual, Goa Terawang juga menyimpan nilai sejarah. Pada zaman kerajaan, goa ini sering digunakan sebagai tempat bertapa guna memperoleh kekuatan spiritual. Saat pemerintahan Belanda, Goa Terawang bahkan menjadi lokasi pertemuan antara Bupati Blora, R. M. A. Cokronegoro, dengan pejabat-pejabat Belanda.

Kini, peninggalan sejarah itu masih terasa dalam atmosfer mistis dan alami yang tetap terjaga. Goa Terawang bukan hanya satu goa, melainkan kompleks dengan enam goa dalam satu kawasan, menjadikannya salah satu kompleks goa terbesar di Jawa Tengah. Di dalamnya, terdapat satu goa utama, lima goa kecil, serta sebuah sendang alami yang menambah daya tariknya.

Area wisata ini membentang di lahan seluas 13 hektare, memberikan pengalaman eksplorasi yang menarik bagi wisatawan. Saat memasuki kawasan ini, pengunjung akan disambut oleh hamparan hutan jati yang sejuk. Di sekitar goa juga terdapat arena bermain anak dan rumah pohon, menciptakan suasana wisata yang ramah keluarga.

Keberadaan monyet-monyet liar yang hidup di pepohonan sekitar juga menjadi daya tarik tersendiri. Meskipun jinak, pengunjung disarankan untuk tidak mengganggu atau memberi makan satwa liar tersebut agar ekosistem tetap terjaga.

Menikmati keindahan Goa Terawang tidak memerlukan biaya mahal, sehingga wisatawan bisa menikmati pesona alamnya dengan harga yang terjangkau. Tiket masuk per orang sekitar Rp10.000, dengan tambahan biaya parkir sebesar Rp3.000 untuk motor dan Rp7.000 untuk mobil. Goa Terawang beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati suasana alami di siang hari.

Selain keindahan goa yang diterangi cahaya matahari, kawasan wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan pengunjung. Tersedia toilet umum, musala untuk beribadah, serta warung makan dan kafe yang menyajikan beragam hidangan, termasuk kopi lokal khas Blora.

Bagi yang gemar berswafoto, terdapat rumah pohon dan berbagai spot foto Instagrammable yang mempercantik pengalaman berkunjung. Selain itu, tersedia pula kolam renang dan arena bermain anak yang cocok untuk wisata keluarga. Bagi pecinta petualangan, Goa Terawang juga menawarkan wahana ATV untuk menjelajahi sekitar hutan jati, menambah keseruan dalam menikmati wisata alam ini. (Kom-PHT/DivJateng/Isa)

Editor: Tri

Copyright © 2025