TELAWA, PERHUTANI (2/12/2025) | Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa, bersama Koperasi Produsen Wono Mulyo Makmur, melaksanakan uji coba penanaman serai di sela tanaman kayu putih sebagai upaya mengurangi tingkat erosi tanah serta meningkatkan pendapatan dari sektor non-kayu. Uji coba ini dilakukan di petak 2A Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Brangkal, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karangwinong, seluas 5 hektare dan telah selesai ditanam pada Senin (1/12).
Acara penyelesaian uji coba tersebut dihadiri oleh Kepala Seksi (Kasi) Madya Perencanaan dan Pengembangan Bisnis KPH Telawa, Kriswantoro, Kepala Sub Seksi (KSS) Kemitraan Produktif, Eko Purwanto, KSS Pengembangan Bisnis, Ahmad Trijunianto, Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Brangkal, Eko Riyanto, serta Ketua Koperasi Produsen Wono Mulyo Makmur, Pujiono.
Serai yang ditanam merupakan varietas Mahapengiri yang dapat mulai dipanen pada usia 6 bulan serta setiap 3 bulan setelah panen pertama. Hasil panen akan dimanfaatkan dengan cara mengambil daun untuk kemudian disuling menjadi minyak serai. Saat ini, harga minyak serai mencapai lebih dari Rp300 ribu per liter.
Uji coba tanaman serai ini akan menjadi petak percontohan. Jika hasilnya baik, KPH Telawa, akan mengembangkan pada skala yang lebih luas. Tanaman serai ditanam di larikan tanaman kayu putih dengan jarak antar rumpun 50 sentimeter, sehingga memungkinkan pertumbuhan yang rapat dan berpotensi mengurangi erosi tanah.
Administratur KPH Telawa melalui Kasi Madya Perencanaan dan Pengembangan Bisnis KPH Telawa, Kriswantoro, menegaskan bahwa tanaman serai pada lokasi uji coba perlu pengawalan khusus agar dapat tumbuh secara maksimal. Ia, berharap Koperasi Produsen Wono Mulyo Makmur, bersama masyarakat setempat dapat melakukan perawatan optimal sehingga hasilnya memberi manfaat bersama.
“Lokasi tanaman serai ini perlu pengawasan dan perawatan khusus. Ini menjadi pilot project tanaman serai yang dibudidayakan di sela tanaman kayu putih. Jika hasilnya bagus, bukan tidak mungkin ke depan KPH Telawa akan menanam dengan skala lebih luas lagi. Perhutani, Koperasi Wono Mulyo Makmur, serta masyarakat perlu bersama-sama mendukung usaha ini agar hasilnya dapat dirasakan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Wono Mulyo Makmur, Pujiono, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen menjadikan tanaman serai sebagai salah satu sumber pendapatan anggota. Selain itu, menurutnya serai juga dapat membantu mengurangi tingkat erosi tanah.
“Kami berupaya agar hutan lebih produktif, tidak hanya mengandalkan tanaman kayu putih ataupun tanaman pertanian seperti jagung. Kami berharap tanaman ini dapat memberikan hasil maksimal sehingga masyarakat dapat meningkatkan manfaatnya. Selain itu, jika serai tumbuh lebat, tanaman ini juga dapat mengurangi erosi,” jelasnya.
Upaya yang dilakukan KPH Telawa bersama Koperasi Produsen Wono Mulyo Makmur, ini merupakan wujud komitmen Perhutani dalam meningkatkan pendapatan perusahaan tanpa mengesampingkan aspek sosial dan lingkungan. (Kom-PHT/Tlw/Sis)
Editor: Tri
Copyright © 2025