PURWODADI, PERHUTANI (25/07/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi terus menunjukkan komitmennya dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan melalui kegiatan reboisasi berbasis pemberdayaan masyarakat. Salah satu langkah strategis yang dijalankan adalah pengoperasian Persemaian Sinawah di petak 67E-1 seluas 1,2 hektare, yang terletak di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sinawah, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatipohon pada Jumat (25/07).
Pada tahun 2025, Persemaian Sinawah ditargetkan memproduksi sebanyak 126.333 plc bibit jati stek pucuk. Bibit tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan reboisasi di area seluas 1.746,2 hektare hutan Perhutani. Selain jati stek pucuk, persemaian ini juga mengembangkan bibit tanaman lain seperti kayu putih, johar, randu, dan jambu mete sebagai bentuk diversifikasi jenis tanaman dan penguatan fungsi ekologi hutan.
Yang membanggakan, kegiatan persemaian ini turut memberdayakan 18 orang tenaga kerja lokal dari desa sekitar kawasan hutan. Langkah ini merupakan wujud implementasi prinsip kehutanan sosial dan sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat desa hutan.
Administratur KPH Purwodadi melalui Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Hutan (PSDH), Triana Wahyu W, menyampaikan bahwa keberadaan persemaian ini menjadi simbol nyata sinergi antara Perhutani dan masyarakat.
“Persemaian ini bukan sekadar tempat produksi bibit, tetapi menjadi simbol sinergi antara Perhutani dan masyarakat dalam mewujudkan hutan yang lestari. Dengan memberdayakan masyarakat desa hutan secara langsung, kami ingin menanamkan kesadaran bahwa keberhasilan reboisasi bukan hanya tanggung jawab Perhutani, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kegiatan persemaian juga menjadi sarana edukasi masyarakat mengenai teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif, perawatan bibit, serta manajemen persemaian yang berorientasi pada mutu.
Dari sisi teknis, Kepala BKPH Jatipohon, Tutut Sugiarto, menjelaskan bahwa bibit jati stek pucuk yang diproduksi di Persemaian Sinawah memiliki keunggulan genetik dan pertumbuhan yang cepat.
“Hal ini penting untuk mendukung keberhasilan reboisasi dalam jangka panjang. Kami bangga bahwa seluruh proses, mulai dari penyapihan, penyiangan, hingga pemeliharaan, dilakukan oleh masyarakat desa sekitar hutan yang telah terlatih,” ujarnya.
Salah satu tenaga kerja lokal, Sutarmi, warga sekitar RPH Sinawah, mengungkapkan rasa syukurnya dapat terlibat dalam kegiatan persemaian tersebut. “Kami bersyukur bisa bekerja di persemaian ini. Selain menambah penghasilan keluarga, kami juga jadi tahu cara menyemai dan merawat bibit pohon dengan baik. Harapan kami, hutan bisa terus hijau, air tetap mengalir, dan anak cucu kami bisa merasakan manfaatnya,” tuturnya sambil membersihkan gulma di sekitar rak bibit.
Keberadaan Persemaian Sinawah menjadi elemen penting dalam sistem pengelolaan hutan lestari KPH Purwodadi. Selain menyediakan bibit berkualitas tinggi untuk kebutuhan reboisasi, kegiatan ini juga memperkuat hubungan sosial antara Perhutani dan masyarakat melalui pendekatan kolaboratif dan inklusif.
Dengan menjunjung tinggi prinsip Kelestarian Hutan Bersama Masyarakat, Perhutani KPH Purwodadi berharap tercipta ekosistem yang seimbang antara perlindungan hutan, keberlanjutan produksi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa hutan. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari kontribusi Perhutani dalam mendukung target rehabilitasi hutan nasional dan penguatan ketahanan lingkungan di wilayah Jawa Tengah. (Kom-PHT/Pwd/Aris)
Editor: Tri
Copyright © 2025