(Dok.Kom/Pht/Kanpus/2015)PERHUTANI, JAKARTA (20/10) | Komunikasi perusahaan merupakan fungsi yang tidak kalah penting dengan bagian-bagian lain dalam sebuah perusahaan. Menyadari hal ini, Perum Perhutani tengah menyiapkan para humasnya memasuki babak baru Uji Kompetensi Humas.  Kegiatan yang diselenggarakan 20-21 Oktober 2015 oleh Forum Humas BUMN (FBUMN), London School of Public Relation (LSPR) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) ini telah memasuki tahap kedua.

Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani John Novarly mengatakan bahwa persaingan global bukan lagi isu tetapi sudah ada di depan mata, apalagi menyambut berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini  setiap negara ASEAN selain harus berkompetensi di negeri sendiri juga memproteksi terhadap keunggulan yang dimiliki bangsanya. Kompetisi akan melahirkan persaingan yang berorientasi pada kualitas dan kapabilitas sumberdaya manusia.  Untuk itulah, Perhutani  penting mempersiapkan para staf  komunikasi perusahaan tingkat Divisi dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) mengikuti uji kompetensi ini.

Program sertifikasi uji kompetensi kehumasan tahap kedua ini diikuti oleh sepuluh Kepala Urusan Komunikasi Perusahaan dari Perhutani dari Jawa Barat Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah.

Sembilan  praktisi kehumasan dari 9 BUMN lainnya yang ikut uji kompetensi adalah PT Pelni, Dapen Krakatau Steel, PT Krakatau Steel (Persero), PT Jasindo (Persero), PT Perkebunan Nusantara XI,  Perum Perumnas, PT Pegadaian, PT PLN (Persero), PT BGR (Persero).

Direktur Eksekutif FHBUMN, Riana Setyaningrum mengatakan bahwa uji kompetensi kehumasan tersebut ditujukan bagi para praktisi humas (public relations).  “Sertifikasi Uji Kompetensi Kehumasan ini dibagi empat level yaitu Humas Muda, Humas Madya, Humas Ahli dan Humas Manajerial dengan standar kompetensi yang berbeda pada setiap tingkatan tersebut”, jelasnya.

Sertifikasi Kehumasan BNSP ini menjadi ‘legalitas’ ketrampilan humas BUMN dengan para assessor sebagai penjaminnya. “Praktisi humas yang telah tersertifikasi diharapkan dapat terus mengembangkan kompetensinya, tidak hanya untuk meningkatkan ke level sertifikasi yang lebih tinggi. Namun untuk dapat berkontribusi lebih sehingga memberikan manfaat yang optimal pada perusahaan” demikian Nico wattimena, PhD, pakar komunikasi yang memberikan pencerahan kepada peserta sebelum uji kompetensi dimulai. (Kom-PHT/Pusat/Soe).