Kementerian Badan Usaha Negara bertekad menyelamatkan pabrik kertas, PT Kertas Kraft Aceh, melalui sinergi antar-badan usaha milik negara dan kerja sama operasi. Alasannya, PT Kertas Kraft Aceh masih dinilai sebagai industri strategis dan prospektif.
Menurut Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur Irnanda Laksanawan di Jakarta, Jumat (3/6), penyelamatan PT Kertas Kraft Aceh (KKA) ini dengan sistem kerja sama antara PT Semen Gresik, PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Perum Perhutani, dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
“Mereka sudah berkomitmen satu sama lain untuk bersinergi menyelamatkan pabrik kertas ini. Jadi tidak ada opsi untuk melikuidasi PT Kertas Kraft Aceh,” kata Irnanda.
Dalam hal ini, PT Semen Gresik bersedia menjadi pembeli produk kertas yang dihasilkan PT Kertas Kraft Aceh, sedangkan perusahaan lain akan memasok bahan baku dan bahan bakar.
Khusus untuk PT Bukit Asam, akan memasok batubara untuk pabrik kertas tersebut, sedangkan Perum Perhutani bersedia memasok bahan baku pinus untuk PT Kertas Kraft Aceh.
“Sedangkan PT Perusahaan Pengelola Aset lebih berfungsi mengawal komitmen tersebut. Selain itu, Perusahaan Pengelola Aset juga berupaya merestrukturisasi dan merevitalisasi pabrik kertas ini,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, PT Kertas Kraft Aceh merupakan perusahaan pemerintah Utara, Provinsi Aceh. Sebelum berhenti beroperasi pada 2007, perusahaan yang memproduksi kertas Kraft ini memiliki kapasitas produksi terpasang 135.000 ton per tahun.
Di pertengahan tahun 2009, Perusahaan Pengelola Aset telah mengucurkan pinjaman Rp 125 miliar kepada perusahaan tersebut utnuk membayar pemutusan hubungan kerja terhadap 685 karyawan.
Masih Prospektif
Menurut Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar, pihaknya memberikan tenggang waktu hingga Juni 2011 kepada PT Perusahaan Pengelola Aset untuk mencari mitra Kerja Sama Operasi terkait upaya penyelamatan PT Kertas Kraft Aceh. Sejak Maret 2011, PT Perusahaan Pengelola Aset sendiri telah memulai penawaran KSO terhadap sejumlah calon investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Solusi pengadaan mitra ini merupakan langkah penyelamatan kedua setelah sinergi. Intinya, PT Kertas Kraft Aceh harus hidup lagi karena sangat prospektif,”kata Mustafa.
Pernyataan itu mempertimbangkan masih tingginya permintaan dunia terhadap komoditas kertas Kraft. Karena itu, Mustafa optimis bahwa PT Kertas Kraft Aceh bisa kembali menjadi perusahaan yang sehat.
Sementara itu, Mustafa juga menargetkan PT Kertas Kraft Aceh bisa beroperasi pada akhir tahun 2012. Selama operasionalisasi awal ini, pemerintah meminta pihak pengelola pabrik agar bisa mencapai kapasitas produski sekitar 150.000 ton per tahun. (ONI)
Nama Media : KOMPAS
Tanggal       : Sabtu, 04 Juni 2011 hal 18
Penulis        : Oni
TONE           : NETRAL