BANTEN, PERHUTANI (21/02/2020) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan (KPH) Banten melaksanakan kunjungan kerja ke PT Food Station Tjipinang Jaya di Jakarta Timur yang merupakan salah satu Badan usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka penjajakan kerjasama usaha bidang agroforestry sebagai bentuk sinergitas antar Badan Usaha, Selasa (18/2).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Administratur KPH Banten Isnin Soiban dan diterima oleh Direktur Operasional PT Food Station Tjipinang Jaya Frans Tambunan bersama Kepala Bagian Pengadaan PT Food Station Tjipinang Jaya Fery Ferdiansyah.
Administratur KPH Banten, Isnin Soiban menjelaskan bahwa kawasan hutan yang dikelola Perhutani KPH Banten memiliki luas 78.487,64 hektar yang terbagi menjadi wilayah Banten Barat dan Banten Timur. Pihaknya saat ini sedang mengembangkan kegiatan agroforestry di kawasan hutan yaitu padi, jagung, melinjo, kopi, dan lain-lain dengan harapan nantinya bisa menjadi pemasok kebutuhan pangan di PT Food Station Tjipinang Jaya.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Food Station Tjipinang, Frans M. Tambunan mengakui bahwa pihaknya tidak memiliki lahan pertanian yang luas sehingga sangat memungkinkan untuk menjalin kerjasama dengan Perhutani yakni sebagai standby buyer. Frans menambahkan PT Food Station pun sedang melakukan kerjasama komoditi jagung di Konawe Sulawesi untuk membantu peternak layer yang juga menjadi supplier telur ayam Food Station. Tidak menutup kemungkinan itu juga bisa dikerjasamakan dengan Perum Perhutani KPH Banten asalkan lahan yang dimaksud memiliki hamparan yang luas dan memiliki dryer (pengering) agar jagung yang dihasilkan juga berkualitas.
“DKI Jakarta memiliki sedikit lahan pertanian di wilayah Marunda yang mana tidak bisa mengcover kebutuhan warganya yang kurang lebih membutuhkan beras 10.000 ton per bulan. Jika Perhutani memiliki lahan, kami siap sebagai standby buyer asalkan betul-betul serius dalam melakukan kerjasama B to B nya. Saya juga merasa Perhutani perlu memiliki mesin Rice Milling Unit yang berkualitas, karena kualitas komoditi baik beras atau jagung yang dihasilkan bergantung pada paska panennya yakni dari seberapa cepat hasil panen dibawa ke mesin pengering. (Kom-PHT/Btn/AJB)